Jakarta (ANTARA) - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun pada kuartal III-2022, atau naik 64,5 persen secara year on year (yoy) dari sebesar Rp796 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, penyaluran pembiayaan baru (booking) perseroan tercatat sebesar Rp13,7 triliun atau naik 48,3 persen yoy, dan nilai pendapatan sebesar Rp3,8 triliun atau naik 29,6 persen yoy.

“Sektor riil yang kembali aktif bergerak serta pemerintah yang mampu menjaga kestabilan politik dan ekonomi membuat atmosfer konsumsi masyarakat masih tumbuh. Hal ini mendorong pertumbuhan kinerja yang signifikan dibandingkan kondisi tahun lalu. Namun, kami akan tetap menjalankan kelolaan manajemen risiko dengan kehati-hatian dan menjaga kualitas aset,” ujar Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono.

Lebih lanjut, perseroan melaporkan nilai aset tertinggi yang pernah diraih, yakni sebesar Rp20 triliun, atau tumbuh sebesar 36,6 persen yoy, dimana nilai ini melampaui aset tertinggi di masa sebelum pandemi yang sebesar Rp19,1 triliun pada 31 Desember 2018.

Lalu, Non-Performing Finance (NPF) berada di rasio bruto 1,09 persen, atau lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang sebesar 2,60 persen berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 31 Agustus 2022 .

Kemudian, NPF coverage tercatat 4,2 kali atau lebih besar dibandingkan rata-rata industri yang sebesar 2,2 kali berdasarkan data OJK per 31 Agustus 2022.

Selanjutnya, dari total piutang yang dikelola sebesar Rp18,4 triliun, portofolio pembiayaan masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 68,2 persen atau Rp12,5 triliun, pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 12,7 persen.

Selain itu, pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 11,3 persen, pembiayaan bersertifikat rumah dan ruko sebesar 2,8 persen, serta pembiayaan syariah dan lainnya sebesar 5,0 persen.

Tercatat, restrukturisasi konsumen melandai dengan nilai restrukturisasi tersisa sebesar 2,9 persen dari nilai total piutang pembiayaan, dengan sebanyak 77,1 persen dari sisa restrukturisasi itu dilaporkan telah kembali ke pembayaran normal.

“BFI Finance bersyukur dapat mempertahankan tren positif yang dicapai dan berharap dapat terjaga momentumnya hingga akhir tahun 2022. Dengan demikian, Perusahaan dapat mencatatkan rekor pertumbuhan total aset dan laba bersih sepanjang tahun 2022 ini,” kata Sudjono.

Baca juga: BFI Finance sebut penyesuaian harga BBM tidak pengaruhi kinerja
Baca juga: BFI kelola piutang Rp16,8 triliun semester I tahun 2022
Baca juga: Pandemi terkendali, BFI Finance optimistis 2022 ekonomi terakselerasi