Bos minyak Rusia: Taiwan akan kembali ke China "sesuai jadwal"
27 Oktober 2022 17:27 WIB
Arsip - Kepala Eksekutif produsen minyak Rosneft Igor Sechin menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, 15 Februari 2021. (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via Reuters)
Baku (ANTARA) - Igor Sechin, bos minyak Rusia yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, pada Kamis memuji kepemimpinan China dan mengatakan bahwa Taiwan akan kembali ke "pelabuhan asal" tepat waktu.
Pemimpin Rosneft, produsen minyak terbesar di Rusia, itu juga mengatakan bahwa posisi Arab Saudi di pasar minyak dunia "masuk akal" dan didasarkan pada analisis penawaran dan permintaan minyak.
Moskow telah mengalihkan fokusnya pada hubungan yang lebih dekat dengan Asia, khususnya konsumen energi besar seperti China, untuk mengatasi dampak sanksi yang dijatuhkan Barat atas invasi Rusia di Ukraina.
Berbicara pada forum ekonomi internasional di Baku, Sechin mengatakan keputusan yang diambil oleh kongres Partai Komunis China baru-baru ini akan menetapkan level baru bagi pembangunan di negara itu.
"Posisi kepemimpinan (China) sangat dihormati, tenang dan terbuka, tanpa janji-janji palsu, menentukan posisinya, bahkan pada isu-isu paling sulit, seperti masalah Taiwan, yang dalam hal ini bisa dinilai agak berlebihan," kata Sechin.
Baca juga: China merasa bangga karena 9 negara berpaling dari Taiwan
Dia mengatakan bahwa upaya Amerika Serikat untuk menciptakan sendiri industri mikrocip yang kompleks menunjukkan bahwa Taiwan akan kembali ke China "sesuai jadwal".
Dia juga mengatakan bahwa Rosneft telah mentransfer dividen semester 2 pada 2021 sebesar 700 juta dolar AS ke rekening BP (British Petroleum), yang dia sebut tetap menjadi pemegang saham "bayangan" meski telah memutuskan untuk hengkang menyusul pecahnya perang Rusia-Ukraina.
BP belum membalas pesan Reuters yang meminta komentarnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Taiwan tolak reunifikasi yang kembali disampaikan Presiden China
Baca juga: Pemimpin Taiwan: Konflik bersenjata dengan China bukan pilihan
Pemimpin Rosneft, produsen minyak terbesar di Rusia, itu juga mengatakan bahwa posisi Arab Saudi di pasar minyak dunia "masuk akal" dan didasarkan pada analisis penawaran dan permintaan minyak.
Moskow telah mengalihkan fokusnya pada hubungan yang lebih dekat dengan Asia, khususnya konsumen energi besar seperti China, untuk mengatasi dampak sanksi yang dijatuhkan Barat atas invasi Rusia di Ukraina.
Berbicara pada forum ekonomi internasional di Baku, Sechin mengatakan keputusan yang diambil oleh kongres Partai Komunis China baru-baru ini akan menetapkan level baru bagi pembangunan di negara itu.
"Posisi kepemimpinan (China) sangat dihormati, tenang dan terbuka, tanpa janji-janji palsu, menentukan posisinya, bahkan pada isu-isu paling sulit, seperti masalah Taiwan, yang dalam hal ini bisa dinilai agak berlebihan," kata Sechin.
Baca juga: China merasa bangga karena 9 negara berpaling dari Taiwan
Dia mengatakan bahwa upaya Amerika Serikat untuk menciptakan sendiri industri mikrocip yang kompleks menunjukkan bahwa Taiwan akan kembali ke China "sesuai jadwal".
Dia juga mengatakan bahwa Rosneft telah mentransfer dividen semester 2 pada 2021 sebesar 700 juta dolar AS ke rekening BP (British Petroleum), yang dia sebut tetap menjadi pemegang saham "bayangan" meski telah memutuskan untuk hengkang menyusul pecahnya perang Rusia-Ukraina.
BP belum membalas pesan Reuters yang meminta komentarnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Taiwan tolak reunifikasi yang kembali disampaikan Presiden China
Baca juga: Pemimpin Taiwan: Konflik bersenjata dengan China bukan pilihan
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022
Tags: