Jakarta (ANTARA) - Nutrition Specialist Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) Indonesia Airin Roshita mengatakan bahwa penetapan Hari Minum Tablet Tambah Darah (TTD) di sekolah setiap pekan penting dilakukan guna menekan angka anemia pada remaja putri.

"TTD pada remaja putri ini dilaksanakan sepekansekali. Jadi di seluruh Indonesia, tiap kabupatennya diminta untuk menentukan Hari Minum TTD, karena akan lebih mudah untuk menjalankan minum bersama," katanya dalam webinar "Sehat Bergizi dalam rangka Mendukung Revitalisasi UKS/M Kampanye Sekolah Sehat" yang diikuti daring di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, program pemberian TTD di sekolah sebenarnya sudah menjadi program nasional sejak tahun 2016.

Untuk mendukung program tersebut, menurut dia, setiap sekolah sebaiknya menjadwalkan satu jam pelajaran atau 45 menit setiap minggu untuk mengajak siswa sarapan dengan bekal yang dibawa dari rumah. Setelah itu, siswa perempuan diajak meminum TTD lalu dilakukan edukasi mengenai gizi dari modul Aksi Bergizi.

"Jadi misalnya Jumat, sebelum sekolah mulai atau satu jam pelajaran pertama itu senam pagi, sarapan, lalu remaja putrinya minum TTD, kemudian edukasi," ujarnya.

Ia menjelaskan, anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal. Kondisi ini terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak cukup.

Padahal, kata dia, hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berfungsi memberikan warna merah darah serta membantu sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

"Bayangkan kalau remaja dan anak kita ini hemoglobin di dalam darahnya rendah, maka artinya kemampuan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh juga rendah," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, anemia akan membuat penderitanya mengalami penurunan dari berbagai aspek mulai dari penurunan imunitas, konsentrasi, kebugaran, dan produktivitas.

Ia melanjutkan, remaja putri yang anemia berisiko tumbuh menjadi ibu hamil yang anemia. Akibatnya, bayi yang dikandungnya bisa terlahir prematur atau memiliki berat badan yang rendah.

"Dan juga ini berisiko ada kematian ibu. Jadi remaja kita ini tidak boleh anemia terutama remaja putri," imbuhnya.

Selain meminum TTD, anemia juga dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti hati ayam, kerang, telur, daging sapi, dan kacang kedelai, serta mengonsumsi buah dan sayuran yang mengandung vitamin C dan zat gizi mikro, demikian Airin Roshita.

Baca juga: Menkes minta remaja putri rutin konsumsi TTD guna tekan stunting ​​​​​​​
Baca juga: BKKBN: Kepatuhan remaja putri minum tablet tambah darah rendah

Baca juga: Kemenkes targetkan 16,2 juta remaja putri konsumsi tablet tambah darah

Baca juga: Sulawesi Barat catatkan rekor MURI minum tablet tambah darah