BI : Presidensi G20 dorong ekonomi global kuat dan berkelanjutan
27 Oktober 2022 12:19 WIB
Tangkapan layar - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam seminar dan launching buku bertajuk Indonesia's Strategic Role In The G20 : Expert Perspectives di Jakarta, Kamis (27/10/2022). ANTARA/Youtube CORE INDONESIA/pri.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia berusaha terus mempertahankan tujuan pembangunan global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Dalam seminar dan peluncuran buku bertajuk Indonesia's Strategic Role In The G20 : Expert Perspectives di Jakarta, Kamis, ia mengatakan dari sisi finance track, Presidensi G20 Indonesia telah merumuskan enam agenda prioritas yang meliputi, exit strategy untuk mendukung pemulihan, mengatasi dampak pandemi untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan, dan sistem pembayaran di era digital.
Selain itu, juga sustainability finance, inklusi keuangan melalui inklusi keuangan digital dan pengembangan UMKM, dan perpajakan internasional.
“Keenam agenda itu saya rasa masih relevan pada kondisi saat ini dan juga ke depan, walaupun bisa saja formulasinya berbeda, tapi, inti dari permasalahannya kurang lebih akan sama,” kata Destry.
Baca juga: AS dukung penuh Presidensi G20 & penguatan bilateral ekonomi dengan RI
Presidensi G20 Indonesia akan terus menjaga komitmen untuk menciptakan kebijakan yang well calibrated, well planed, dan well comunicated, sehingga dapat mendukung pemulihan yang berkelanjutan, seimbang dan inklusif dalam rangka mendukung perekonomian global.
Menurut dia, saat ini kondisi perekonomian dunia masih dibayangi ketidakpastian dengan fenomena yang dipenuhi dengan Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity atau biasa disingkat VUCA.
Di sisi lain, setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda- beda dalam upaya menjaga momentum pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian.
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia untuk dunia lebih baik lewat transisi energi
Reaksi kebijakan yang diambil oleh suatu negara pasti akan mempengaruhi kondisi perekonomian negara lainnya, sehingga kebijakan yang salah langkah dapat menyebabkan krisis circle yang tidak ada ujungnya.
“Pada formulasi solusi itu, Indonesia memprioritaskan agar setiap anggota dapat menyuarakan pandangannya, agar tema Recover Together, Recover Stronger akan menjadi semakin relevan,” kata Destry.
Dengan permasalahan itu, dia menyebut Presidensi G20 Indonesia juga akan memastikan pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan dan seimbang dapat terus dilanjutkan pada Presidensi G20 di India pada tahun 2023.
Dalam seminar dan peluncuran buku bertajuk Indonesia's Strategic Role In The G20 : Expert Perspectives di Jakarta, Kamis, ia mengatakan dari sisi finance track, Presidensi G20 Indonesia telah merumuskan enam agenda prioritas yang meliputi, exit strategy untuk mendukung pemulihan, mengatasi dampak pandemi untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan, dan sistem pembayaran di era digital.
Selain itu, juga sustainability finance, inklusi keuangan melalui inklusi keuangan digital dan pengembangan UMKM, dan perpajakan internasional.
“Keenam agenda itu saya rasa masih relevan pada kondisi saat ini dan juga ke depan, walaupun bisa saja formulasinya berbeda, tapi, inti dari permasalahannya kurang lebih akan sama,” kata Destry.
Baca juga: AS dukung penuh Presidensi G20 & penguatan bilateral ekonomi dengan RI
Presidensi G20 Indonesia akan terus menjaga komitmen untuk menciptakan kebijakan yang well calibrated, well planed, dan well comunicated, sehingga dapat mendukung pemulihan yang berkelanjutan, seimbang dan inklusif dalam rangka mendukung perekonomian global.
Menurut dia, saat ini kondisi perekonomian dunia masih dibayangi ketidakpastian dengan fenomena yang dipenuhi dengan Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity atau biasa disingkat VUCA.
Di sisi lain, setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda- beda dalam upaya menjaga momentum pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian.
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia untuk dunia lebih baik lewat transisi energi
Reaksi kebijakan yang diambil oleh suatu negara pasti akan mempengaruhi kondisi perekonomian negara lainnya, sehingga kebijakan yang salah langkah dapat menyebabkan krisis circle yang tidak ada ujungnya.
“Pada formulasi solusi itu, Indonesia memprioritaskan agar setiap anggota dapat menyuarakan pandangannya, agar tema Recover Together, Recover Stronger akan menjadi semakin relevan,” kata Destry.
Dengan permasalahan itu, dia menyebut Presidensi G20 Indonesia juga akan memastikan pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan dan seimbang dapat terus dilanjutkan pada Presidensi G20 di India pada tahun 2023.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: