AS laporkan lebih dari 28.000 kasus cacar monyet
27 Oktober 2022 11:12 WIB
Petugas kesehatan mempersiapkan vaksin cacar monyet untuk disuntikkan kepada pasien di Amerika Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS melaporkan adanya lebih dari 28.000 kasus cacar monyet (monkeypox) terkonfirmasi di negara itu pada Selasa (25/10). ANTARA/Xinhua.
Los Angeles (ANTARA) - Sedikitnya enam orang di Amerika Serikat yang teruji positif cacar monyet meninggal dunia, termasuk dua orang di Chicago, dua orang di New York, satu orang di Nevada, dan satu orang di Maryland, demikian konfirmasi oleh departemen kesehatan setempat.
Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS, lebih dari 28.000 kasus cacar monyet (monkeypox) telah terkonfirmasi di Amerika Serikat (AS) pada Selasa (25/10).
California menjadi negara bagian di AS yang mencatat jumlah kasus terkonfirmasi paling banyak dengan 5.372 kasus, disusul New York dengan 4.082 kasus dan Florida dengan 2.697 kasus, demikian data CDC.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi cacar monyet jarang berakibat fatal, dengan sebagian besar kasus sembuh dalam waktu dua hingga empat pekan. Penyakit ini memiliki tingkat kematian sekitar 3 hingga 6 persen.
Meski demikian, kata CDC, individu dengan gangguan kekebalan lebih berpotensi mengalami penyakit parah saat terinfeksi.
Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS, lebih dari 28.000 kasus cacar monyet (monkeypox) telah terkonfirmasi di Amerika Serikat (AS) pada Selasa (25/10).
California menjadi negara bagian di AS yang mencatat jumlah kasus terkonfirmasi paling banyak dengan 5.372 kasus, disusul New York dengan 4.082 kasus dan Florida dengan 2.697 kasus, demikian data CDC.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi cacar monyet jarang berakibat fatal, dengan sebagian besar kasus sembuh dalam waktu dua hingga empat pekan. Penyakit ini memiliki tingkat kematian sekitar 3 hingga 6 persen.
Meski demikian, kata CDC, individu dengan gangguan kekebalan lebih berpotensi mengalami penyakit parah saat terinfeksi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: