Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta para pengusaha untuk memperhatikan berbagai isu internasional, seperti cara berproduksi ramah lingkungan serta produk yang peduli kesehatan, selain memperhitungkan cara-cara pemasaran yang semakin baik serta pencantuman merek dagang. "Kita juga harus memperhatikan isu-isu internasional seperti produk ramah lingkungan serta peduli kesehatan," kata Yudhoyono di Balai Sidang Jakarta, Rabu, ketika membuka Pameran Kerajinan Indonesia (Inacraft). Yudhoyono yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Ibu Mufidah Jusuf Kalla menyebutkan isu internasional seperti produk ramah lingkungan dan peduli kesehatan akan ikut mempengaruhi keberhasilan pemasaran berbagai produk Indonesia. Sementara itu, ketika berbicara tentang mutu berbagai produk Indonesia, Kepala Negara menyebutkan bahwa sampai saat ini masih banyak barang Indonesia yang diekspor ke berbagai negara tanpa diberi merek atau cap. "Mari kita ubah cara berpikir kita itu," kata Presiden sambil mengingatkan para produsen bahwa pemberian merek amat penting bagi keberhasilan pemasaran produk-produk Indonesia. Pemberian merek juga amat penting dalam rangka memasuki pasaran dunia yanbg semakin tinggi tingkat persaingannya. Kepada para peserta pameran hingga 23 April tersebut, Yudhoyono juga mengatakan bahwa potensi ekspor jauh di atas realisasi ekspor yang selama ini sudah berlangsung. Pada tahun 2004, ekpor kerajinan mencapai 447 juta dolar AS yang naik menjadi 465 juta dolar pada tahun 2005. Jumlah ini belum mencakup barang-barang yang dibawa sendiri oleh para wisawatan mancanegara. Angka ekspor itu masih bisa ditingkatkan karena permintaan dari banyak negara terus bertambah. "Karena itu, saya minta tingkatkan kualitas misalnya dengan memperbaiki motif," kata Kepala Negara pada acara yang dihadiri pula Menterio Perdagangan Mari Elka Pangestu serta mantan menteri Tenaga Kerja Abdul Latif, yang merupakan pemilik Pasaraya yang menyediakan tempat cukup banyak bagi penjualan berbagai kerajinan. "Dulu saya sering ke Pasaraya," kata Yudhoyono yang kemudian menyebutkan nama Abdul Latif. Kepada sejumlah duta besar dan diplomat yang hadir pada acara ini, Kepala Negara menyampaikan harapannya agar mereka mau membantu pemasaran berbagai jenis produk kerajinan Indonesvia.. Sebelumnya Ketua Umum Asephi (Asosiasi Eksportir dan Produk Kerajinan Indonesia) Rudy Lengkong menyampaikan harapannya agar Kepala Negara menetapkan salah satu hari sebagai hari dimana orang-orang menggunakan pakaian batik. Rudy Lengkong yang merupakan mantan Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Departemen Perdagangan menyebutkan Asephi sangat menghargai kebiasaan Yudhoyono untuk mengenakan pakaian batik dalam berbagai kesempatan. Usai membuka pameran ini, Kepala Negara mengadakan peninjauan ke beberapa stand. Saat melakukan peninjauan keliling, seorang pria mencegat Kepala Negara dan kemudian minta Yudhoyono untuk membubuhkan tanda tangannya di bajunya. (*)