Jakarta (ANTARA) - Indonesia akan menjadi negara pertama yang mengusung platform kolaboratif dalam hal penanganan sampah plastik bernama National Plastic Action Partnership (NPAP).

"Indonesia merupakan negara pertama yang punya NPAP. Multi stakeholder ini berbentuk suatu platform di mana kita mengharapkan adanya kerja sama serta partisipasi dari semua pihak," kata Chairwoman NPAP Tuti Hadiputranto pada Konferensi Pers Penanganan Sampah Laut: Dari Bali untuk Dunia yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Tuti memaparkan pihak-pihak yang dimaksud yakni pemerintah, kementerian, lembaga, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, termasuk masyarakat, diharapkan berperan dalam menangani sampah plastik.

Ia menyampaikan, sampah plastik bukan hanya persoalan di Indonesia, namun juga isu global. Sementara, Indonesia disebut sebagai negara kedua penghasil sampah plastik.

Menurut Tuti, mendengar hal tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa hal tersebut tidak bisa didiamkan dan Indonesia haris membuktikan kemampuannya dalam penanganan sampah plastik.

"Akhirnya, terbentuk lah platform NPAP. Inilah latar belakang terbentuknya NPAP di Indonesia," kata Tuti.

Indonesia akan menunjukkan aksi dalam penanganan sampah di laut pada momentum Presidensi G20 Indonesia.

Indonesia mempersiapkan pertemuan yang secara khusus ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa RI tidak hanya berjanji, tidak hanya membuat rencana aksi, tapi juga melakukannya. Meskipun, memang masih perlu ditingkatkan dengan memperkuat kolaborasi.

Acara yang digelar pada minggu pertama November 2022 tersebut akan menggandeng NPAP untuk menunjukkan bahwa kemitraan dengan komitmen yang kuat itu bisa menunjukkan hasil yang lebih baik.

Baca juga: Kemenko Marves: RI tunjukan aksi penanganan sampah laut di G20
Baca juga: Mengenal TPS3R dengan panel surya di desa kunjungan G20
Baca juga: Empat daerah di Bali jadi fokus pengelolaan sampah selama G20