Pontianak (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menginap di SMK Negeri 1 Entikong, Kalimantan Barat yang berada di dekat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong.

"Saya sengaja memilih untuk menginap di SMK Negeri 1 Entikong ini karena saya ingin mengetahui langsung bagaimana suasana belajar dan apa saja yang kurang. Sekaligus saya ingin bernostalgia, karena saya juga lama merasakan tinggal di asrama selama mengenyam pendidikan," kata Nadiem di Sanggau, Rabu.

Dirinya bersyukur karena bisa berada di sekolah perbatasan untuk mendengarkan aspirasi para siswa dan para tenaga pengajar yang ada di sana.

"Saya tahu sekolah ini ada tiga guru mengikuti Program Guru Penggerak dan berani menerapkan Kurikulum Merdeka. Luar biasa semangat transformasinya," tuturnya.

Tujuan dari kehadiran Menteri Nadiem di sekolah daerah terdepan ini adalah untuk menangkap aspirasi warga sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) dan untuk memastikan manfaat kebijakan dan program Merdeka Belajar dirasakan seluruh pemangku kepentingan.

Pada kesempatan itu, Nadiem menjelaskan, Merdeka Belajar memberikan kepercayaan kembali kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Sekolah diberikan otonomi. Guru diberikan kebebasan untuk fokus mengajar dan mulai terlepas dari beban kerja administratif.

"Murid diberikan kebebasan untuk mendalami minat dan bakatnya. Saya ingin melalui Merdeka Belajar, bersekolah itu menjadi menyenangkan dan benar-benar berguna," katanya.

Contohnya, kata dia, SMK Pusat Keunggulan yang diluncurkan sebagai salah satu episode Merdeka Belajar. Kalau ada industri yang berkontribusi, Kemendikbudristek juga memberikan dana padanan.

"Kenapa kami melakukan itu? Kami ingin SMK di Indonesia tersambung dengan industri secara maksimal," lanjut Menteri Nadiem.

Penyesuaian pemanfaatan Dana BOS yang juga menjadi salah satu episode Merdeka Belajar turut dijadikan contoh Mendikbudristek ketika mengelaborasi apa yang dimaksudnya dengan memberikan otonomi kepada sekolah.

"Dana BOS yang sekarang besarannya lebih berpihak kepada sekolah-sekolah di daerah 3T juga kini ditransfer langsung ke sekolah. Kami percaya kepala sekolah lah yang paling tau apa yang dibutuhkan guru dan muridnya untuk mencapai hasil belajar yang terbaik," katanya.

Baca juga: Nadiem targetkan 600 ribu guru honorer jadi P3K
Baca juga: Mendikbudristek luncurkan aplikasi "Smart School" di Polewali Mandar