Kei Fine Art suguhkan "Koneksi" semarakkan Festival Meti Kei 2022
26 Oktober 2022 09:43 WIB
Salah satu anggota komunitas Kei Fine Art, Ulpex sedang menggambar mural bertajuk "Koneksi" untuk menyemarakkan Festival Pesona Meti Kei 2022 di Pantai Ngiarwarat, Kei Kecil, Maluku Tenggara, Selasa (25/10/2022) (ANTARA/Fathur Rochman)
Maluku Tenggara (ANTARA) - Komunitas seni rupa Kei Fine Art menyuguhkan karya mural bertajuk "Koneksi" untuk menyemarakkan Festival Pesona Meti Kei 2022 yang digelar di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, pada 21-26 Oktober 2022.
Kei Fine Art merupakan salah satu penampil di booth Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang turut berpartisipasi dalam festival yang telah ditetapkan sebagai kalender wisata nasional tersebut.
"Karya ini dinamakan "Koneksi". Secara umum kita berbicara soal bagaimana hubungan BAKTI Kemenkominfo dengan masyarakat Kei di mana ada saling timbal balik di sana," ujar perwakilan Kei Fine Art Emus di Pantai Ngiarwarat, Kei Kecil, Maluku Tenggara, Selasa (25/10).
Baca juga: Infrastruktur diakselerasi untuk dukung inklusi teknologi
Dalam karya tersebut, Kei Fan Art mencoba mengolaborasikan kekhasan dan keindahan alam yang ada di Kepulauan Kei dengan peran BAKTI yang telah menghadirkan konektivitas internet kepada masyarakat di wilayah terluar Maluku itu.
Makna "koneksi" tergambarkan melalui sepasang tangan yang hendak bertaut di antara tulisan BAKTI Kominfo. Selain tangan, terdapat pula gambar dua buah kabel yang mencuat dari dasar laut, yang dapat dimaknai sebagai penggambaran kabel bawah laut Palapa Ring Timur.
Di sebelah kanan, yang mewakili BAKTI, terlukis gambar dua orang anak muda sedang berinteraksi dengan gawai mereka, berlatar pulau-pulau di Indonesia Timur yang dilintasi oleh jaringan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring Timur.
Hal itu dapat dimaknai bahwa manfaat konektivitas internet yang dihadirkan BAKTI telah dirasakan oleh masyarakat di wilayah Timur Indonesia. Anak-anak muda memanfaatkan internet untuk pengembangan diri dan mengakses ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Sementara di sisi kiri yang mewakili kekhasan budaya di Kepulauan Kei, terdapat gambar sosok pria memegang parang dan tombak yang menggambarkan ketangguhan dan kekuatan. Ada pula lukisan perempuan menari sebagai wujud kesenian masyarakat "Nuhu Evav".
Selain itu, disematkan pula gambar kanguru tanah yang merupakan maskot Festival Pesona Meti Kei 2022. Habitat hewan dengan nama lokal "Aha" itu berada di Pulau Kei Besar.
Perwujudan kekhasan Kepulauan Kei juga tertuang pada simbol BAKTI, di mana tiap-tiap huruf menggambarkan makanan khas yang ada di wilayah tersebut.
Seperti panganan dari rumput laut bernama Latlat pada huruf B, makanan dari singkong bernama Embal Bubuhuk pada huruf K, ikan bakar Vuut Tuntun pada huruf T, dan sayur daun singkong bernama Sirsir pada huruf I.
Atyho, salah seorang muralis mengatakan pesan yang ingin disampaikan melalui mural tersebut adalah pentingnya peran internet dalam mempromosikan kebudayaan khas Kepulauan Kei.
Selain itu, internet juga berperan sebagai "jendela dunia" baru bagi masyarakat Kepulauan Kei dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
"Dengan internet kita punya tradisi, makanan khas, dan budaya itu teman-teman di luar bisa kenal, dan sebaliknya kita juga bisa mengenal dunia lebih luas dari internet. Dulu kami berpikir buku adalah segalanya, sekarang internet adalah segalanya. Kita belajar apapun itu dari internet dan kita berkembang dari situ," ujar dia.
Mural tersebut dikerjakan oleh tiga perwakilan komunitas Kei Fine Art, yaitu Emus, Atyho, dan Ulpex. Proses pengerjaan dilakukan selama lima hari mulai 21 hingga 25 Oktober.
Hasil karya mural dipajang di samping booth BAKTI dan menjadi latar objek swafoto para pengunjung festival Pesona Meti Kei 2022.
Festival Meti Kei merupakan cara pemerintah daerah memanfaatkan fenomena alam surut air laut yang panjang (meti) menjadi sebuah festival di daerah pesisir. FPMK sudah menjadi kalender pariwisata tahunan Kemenparekraf untuk regional Indonesia timur.
Baca juga: Pemanfaatan platform digital kembangkan bisnis desa wisata di Kei
Baca juga: BAKTI bekali siswa SMK di Langgur literasi digital dan bahasa Inggris
Baca juga: BUMDes Tual sambut antusias program internet mandiri dari BAKTI
Kei Fine Art merupakan salah satu penampil di booth Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang turut berpartisipasi dalam festival yang telah ditetapkan sebagai kalender wisata nasional tersebut.
"Karya ini dinamakan "Koneksi". Secara umum kita berbicara soal bagaimana hubungan BAKTI Kemenkominfo dengan masyarakat Kei di mana ada saling timbal balik di sana," ujar perwakilan Kei Fine Art Emus di Pantai Ngiarwarat, Kei Kecil, Maluku Tenggara, Selasa (25/10).
Baca juga: Infrastruktur diakselerasi untuk dukung inklusi teknologi
Dalam karya tersebut, Kei Fan Art mencoba mengolaborasikan kekhasan dan keindahan alam yang ada di Kepulauan Kei dengan peran BAKTI yang telah menghadirkan konektivitas internet kepada masyarakat di wilayah terluar Maluku itu.
Makna "koneksi" tergambarkan melalui sepasang tangan yang hendak bertaut di antara tulisan BAKTI Kominfo. Selain tangan, terdapat pula gambar dua buah kabel yang mencuat dari dasar laut, yang dapat dimaknai sebagai penggambaran kabel bawah laut Palapa Ring Timur.
Di sebelah kanan, yang mewakili BAKTI, terlukis gambar dua orang anak muda sedang berinteraksi dengan gawai mereka, berlatar pulau-pulau di Indonesia Timur yang dilintasi oleh jaringan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring Timur.
Hal itu dapat dimaknai bahwa manfaat konektivitas internet yang dihadirkan BAKTI telah dirasakan oleh masyarakat di wilayah Timur Indonesia. Anak-anak muda memanfaatkan internet untuk pengembangan diri dan mengakses ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Sementara di sisi kiri yang mewakili kekhasan budaya di Kepulauan Kei, terdapat gambar sosok pria memegang parang dan tombak yang menggambarkan ketangguhan dan kekuatan. Ada pula lukisan perempuan menari sebagai wujud kesenian masyarakat "Nuhu Evav".
Selain itu, disematkan pula gambar kanguru tanah yang merupakan maskot Festival Pesona Meti Kei 2022. Habitat hewan dengan nama lokal "Aha" itu berada di Pulau Kei Besar.
Perwujudan kekhasan Kepulauan Kei juga tertuang pada simbol BAKTI, di mana tiap-tiap huruf menggambarkan makanan khas yang ada di wilayah tersebut.
Seperti panganan dari rumput laut bernama Latlat pada huruf B, makanan dari singkong bernama Embal Bubuhuk pada huruf K, ikan bakar Vuut Tuntun pada huruf T, dan sayur daun singkong bernama Sirsir pada huruf I.
Atyho, salah seorang muralis mengatakan pesan yang ingin disampaikan melalui mural tersebut adalah pentingnya peran internet dalam mempromosikan kebudayaan khas Kepulauan Kei.
Selain itu, internet juga berperan sebagai "jendela dunia" baru bagi masyarakat Kepulauan Kei dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
"Dengan internet kita punya tradisi, makanan khas, dan budaya itu teman-teman di luar bisa kenal, dan sebaliknya kita juga bisa mengenal dunia lebih luas dari internet. Dulu kami berpikir buku adalah segalanya, sekarang internet adalah segalanya. Kita belajar apapun itu dari internet dan kita berkembang dari situ," ujar dia.
Mural tersebut dikerjakan oleh tiga perwakilan komunitas Kei Fine Art, yaitu Emus, Atyho, dan Ulpex. Proses pengerjaan dilakukan selama lima hari mulai 21 hingga 25 Oktober.
Hasil karya mural dipajang di samping booth BAKTI dan menjadi latar objek swafoto para pengunjung festival Pesona Meti Kei 2022.
Festival Meti Kei merupakan cara pemerintah daerah memanfaatkan fenomena alam surut air laut yang panjang (meti) menjadi sebuah festival di daerah pesisir. FPMK sudah menjadi kalender pariwisata tahunan Kemenparekraf untuk regional Indonesia timur.
Baca juga: Pemanfaatan platform digital kembangkan bisnis desa wisata di Kei
Baca juga: BAKTI bekali siswa SMK di Langgur literasi digital dan bahasa Inggris
Baca juga: BUMDes Tual sambut antusias program internet mandiri dari BAKTI
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: