Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Timor Leste Ramos Horta menyarankan agar masalah kebijakan pemerintah Australia yang memberikan visa sementara kepada 42 warga Papua jangan dibesar-besarkan. "Saya tidak terlalu paham dengan situasi di Papua. Saya lebih mencermati ketegangan antara Australia dan Indonesia menyusul aksi sedikit orang pencari suaka," kata Horta ketika dimintai tanggapannya atas pemberian visa sementara dari pemerintah Australia kepada warga Papua usai melakukan pertemuan konsultasi dengan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda, di Jakarta, Selasa. Ia menyebutkan , jumlah para pencari suaka itu sangat sedikit bila dibandingkan dengan populasi Indonesia, yakni 40 orang dari 240 juta orang. "Jadi, mereka yang mencari suaka ke luar negeri karena satu atau dua alasan janganlah terlalu diributkan, karena Indonesia toh dihuni oleh banyak orang," kata pria yang pernah menerima Nobel Perdamaian pada tahun 1996 itu. Alasan kedua, masih kata dia, Australia dan Indonesia adalah dua negara bertetangga yang juga bersahabat. "Jadi saya yakin kedua negara itu bisa menyelesaikan masalah-masalah mereka," katanya menambahkan. "Saran saya untuk Pemerintah Indonesia adalah agar dapat melihat masalah ini dalam perspektif demokrasi, dengan ribuan pulau, sangat dinamis demokrasinya, dengan penduduk lebih dari 240 juta jiwa. Bila ada 40 orang yang mencari suaka - atas motif ekonomi atau politik - jangan jadikan ini isu yang besar," ujar Horta. "Jika ada 40 warga negara Timor Leste yang mencari suaka ke Australia, apapun alasan mereka, saya akan berkata `Semoga Tuhan memberkatimu, dan semoga hidup enak di Australia`," lanjut Horta. Isu beberapa negara tetangga mendukung aksi separatisme di Papua pun dibantah tegas oleh Horta. Menurut dia, tidak ada satu negara di dunia ini yang mendukung disintegrasi di Indonesia. "Semua negara di dunia ini mendukung integrasi dan kesatuan teritori Indonesia, mulai dari negara adidaya Amerika Serikat, Cina, hingga Vanuatu bahkan Timor Leste mendukung Indonesia," kata dia. Oleh karena itu, Horta menyarankan agar bangsa Indonesia tidak berpikir ke arah adanya dukungan terhadap upaya-upaya kemerdekaan provinsi manapun di Indonesia.(*)