SOS distribusikan makanan berlebih layak konsumsi dari G20
25 Oktober 2022 22:05 WIB
Kegiatan pendistribusian makanan berlebih yang layak konsumsi oleh Scholars of Sustenance Indonesia usai kegiatan rangkaian KTT G20 di Kabupaten Badung. ANTARA/HO-SOS.
Denpasar (ANTARA) - Yayasan Scholars of Sustenance Indonesia (SOS) berpartisipasi dalam rangkaian perhelatan KTT G20 dengan membantu mendistribusikan makanan berlebih yang masih layak konsumsi saat rangkaian pertemuan pada 17-18 Oktober 2022 lalu.
"Jumlah total makanan yang berhasil dikumpulkan adalah lebih dari 100 kilogram dan seluruhnya berhasil didistribusikan ke masyarakat korban banjir di Banjar Batu Sangian, Desa Yeh Gangga, Sudimara dan Desa Gubuk di Tabanan," kata General Manager SOS Minni Vangsgaard kepada media di Denpasar, Selasa.
Upaya SOS dalam mendukung ketahanan pangan ini hadir saat pertemuan SOE (State Own Enterprise) International Conference di Nusa Dua Convention Center, Bali, sehingga terlibat dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai penyelenggara acara.
"SOE International Conference: Driving Sustainable and Inclusive Growth adalah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN di mana pemimpin pemerintahan, badan usaha milik negara, dan sektor privat berbagi wawasan, praktik terbaik, dan langkah selanjutnya dalam transformasi badan usaha negara dan peran dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif," ujar Vangsgaard.
Baca juga: Menu makanan di RSUD Belitung untuk delegasi G20 disorot Menteri PPN
Baca juga: Kemenparekraf sajikan 11 menu khas Keraton Mangkunegaran di IWTCF 2022
Dia menyebut rangkaian tersebut masih awal, sehingga masih ada kesempatan Scholars of Sustenance Indonesia untuk kembali melakukan kegiatan sosial serupa.
"Dan ini hanya awal. Kami telah berbicara dengan pihak penyelenggara dan tim masak (chef) mengenai perhelatan mendatang G20 dan kami berharap pula untuk kolaborasi lainnya dalam rangka membantu menangani masalah ketahanan pangan. Kami sangat bahagia dapat menyalurkan makanan ke komunitas yang sangat membutuhkan.” ujarnya.
SOS sendiri sebagai yayasan yang berfokus pada pengurangan sampah makanan dan masalah ketahanan pangan serta kelaparan telah memulai aksinya sejak 2017 silam.
Sebagai yayasan penyelamat pangan, menurut Vangsgaard tentu SOS berharap dapat membantu G20 dalam menghadapi tantangan saat ini dalam hal ketahanan pangan.
"COVID-19, perubahan iklim, dan konflik geopolitik global telah menyebabkan terjadinya ancaman krisis pangan dan energi global. Situasi multidimensi ini melatarbelakangi inisiatif untuk memperkuat komitmen bersama negara-negara G20 untuk membangun sistem pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan," kata general manager SOS tersebut.
Sebelumnya, pada Jumat (14/10) lalu, Scholars of Sustenance Indonesia juga sempat melakukan hal serupa, yaitu berbagi pangan kepada komunitas lokal di Denpasar dalam rangka World Food Day.
Saat itu SOS bersama Hilton Hotels berhasil menyediakan 227 porsi makanan bernutrisi yang kemudian didistribusikan kepada keluarga berpenghasilan rendah seperti pekerja harian dan pemungut sampah di daerah Kertalangu, Denpasar.*
Baca juga: Sandiaga: Penanganan sampah makanan bisa atasi masalah ekonomi
Baca juga: Mentan ajak negara dunia tekan "food loss and waste"
"Jumlah total makanan yang berhasil dikumpulkan adalah lebih dari 100 kilogram dan seluruhnya berhasil didistribusikan ke masyarakat korban banjir di Banjar Batu Sangian, Desa Yeh Gangga, Sudimara dan Desa Gubuk di Tabanan," kata General Manager SOS Minni Vangsgaard kepada media di Denpasar, Selasa.
Upaya SOS dalam mendukung ketahanan pangan ini hadir saat pertemuan SOE (State Own Enterprise) International Conference di Nusa Dua Convention Center, Bali, sehingga terlibat dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai penyelenggara acara.
"SOE International Conference: Driving Sustainable and Inclusive Growth adalah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN di mana pemimpin pemerintahan, badan usaha milik negara, dan sektor privat berbagi wawasan, praktik terbaik, dan langkah selanjutnya dalam transformasi badan usaha negara dan peran dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif," ujar Vangsgaard.
Baca juga: Menu makanan di RSUD Belitung untuk delegasi G20 disorot Menteri PPN
Baca juga: Kemenparekraf sajikan 11 menu khas Keraton Mangkunegaran di IWTCF 2022
Dia menyebut rangkaian tersebut masih awal, sehingga masih ada kesempatan Scholars of Sustenance Indonesia untuk kembali melakukan kegiatan sosial serupa.
"Dan ini hanya awal. Kami telah berbicara dengan pihak penyelenggara dan tim masak (chef) mengenai perhelatan mendatang G20 dan kami berharap pula untuk kolaborasi lainnya dalam rangka membantu menangani masalah ketahanan pangan. Kami sangat bahagia dapat menyalurkan makanan ke komunitas yang sangat membutuhkan.” ujarnya.
SOS sendiri sebagai yayasan yang berfokus pada pengurangan sampah makanan dan masalah ketahanan pangan serta kelaparan telah memulai aksinya sejak 2017 silam.
Sebagai yayasan penyelamat pangan, menurut Vangsgaard tentu SOS berharap dapat membantu G20 dalam menghadapi tantangan saat ini dalam hal ketahanan pangan.
"COVID-19, perubahan iklim, dan konflik geopolitik global telah menyebabkan terjadinya ancaman krisis pangan dan energi global. Situasi multidimensi ini melatarbelakangi inisiatif untuk memperkuat komitmen bersama negara-negara G20 untuk membangun sistem pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan," kata general manager SOS tersebut.
Sebelumnya, pada Jumat (14/10) lalu, Scholars of Sustenance Indonesia juga sempat melakukan hal serupa, yaitu berbagi pangan kepada komunitas lokal di Denpasar dalam rangka World Food Day.
Saat itu SOS bersama Hilton Hotels berhasil menyediakan 227 porsi makanan bernutrisi yang kemudian didistribusikan kepada keluarga berpenghasilan rendah seperti pekerja harian dan pemungut sampah di daerah Kertalangu, Denpasar.*
Baca juga: Sandiaga: Penanganan sampah makanan bisa atasi masalah ekonomi
Baca juga: Mentan ajak negara dunia tekan "food loss and waste"
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: