Jakarta (ANTARA) - Kepedulian PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) terhadap dunia pendidikan, mendorong PGI bersama dengan Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI), dan Gobel Darma Nusantara (GDN) melakukan berbagai program guna mengembangkan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas, salah satunya adalah dengan membangun kemitraan bersama DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) & SMK Vokasi untuk menjalankan 10 program kerjasama yaitu Penyelerasan Kurikulum, Teaching Factory, Guru Tamu, Kelas Industri, Magang Guru & Siswa, Sertifikasi Guru & Siswa, Recruitment dan Project Base Learning.



Panasonic GOBEL berkerjasama dengan 100 SMK Vokasi di 31 kota di Indonesia yang bertujuan untuk memberi kesempatan kepada pelajar-pelajar agar dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi dengan kebutuhan pelayanan/service di bidang Instalasi, Perawatan, dan Reparasi dalam produk - produk industri, dimana pelatihan tersebut telah diselenggarakan sejak tahun 2017 hingga saat ini.



ANTARA/Panasonic Gobel





Selviah Baladraf, Head of CS PT Panasonic Gobel Indonesia mengatakan, program ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari Corporate Social Responsibility (CSR) serta komitmen Panasonic dalam menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya berkompetensi tinggi, melainkan juga berkarakter dan komunikatif, sehingga mampu mengintegrasikan kompetensi dengan kebutuhan pelayanan.



“Sebagai pelopor Industri elektronik di Indonesia yang telah berdiri lebih dari 60 tahun, kami berupaya menghasilkan teknisi yang memiliki 3C (Competency, Communication, Character) serta mengembangkan pendidikan dan pelatihan yang berintegrasi dengan kebutuhan pelayanan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan dukungan pengetahuan, teknologi dan tenaga ahli dari dunia industri, dan hal itulah yang membuat PGI yakin untuk ambil bagian di program ini” ujar Selviah Baladraf.



Para pengajar Kelas Industri dan Teaching Factory Panasonic merupakan para teknisi profesional yang telah berpengalaman, berkualifikasi khusus dan tersetifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Di mana materi pembelajaran untuk para peserta berupa pengenalan soft skill training dalam bisnis, pendidikan teori / praktek dalam pengelasan (brazing), Instalasi AC, Reparasi AC, dan Product Knowledge. Setelah pelatihan ini nantinya para peserta berkesempatan untuk menjadi Mitra Kerja Panasonic melalui PASS atau Teknisi AC lepas yang tersertifikasi BNSP dan Panasonic.



Untuk tempat uji kompetensi dari Kelas Industri dan Teaching Factory Panasonic akan dilaksanakan di 31 cabang service center Panasonic (Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, pekanbaru, Tj Karang, Banjarmasin, Makassar, Manado, Aceh, Padang, Yogyakarta, Denpasar, Palu, Batam, Samarinda, Kendari, Solo, Pontianak, Bengkulu, Jambi, Balikpapan, Gorontalo, Cirebon, Kediri, Jember, Malang, Pangkal Pinang, Purwokerto, BLK FSPPG). Ruang lingkup pelatihan tersebut meliputi produk AC, Kulkas, Mesin Cuci (FL,TL,TT), Televisi dan Pompa Air.



Kelas Industri dan TF sendiri telah diresmikan pertama kalinya di SMK Maarif 2 Gombong, pada 14 Desember 2019. Sementara, pada bulan September 2022 dalam program kemitraan ini terdapat agenda Kunjungan Industri dari 3 Sekolah SMK yaitu SMK Maarif 2 Gombong pada 5 September berjumlah 45 peserta, SMKN 4 Semarang pada 15 September berjumlah 30 peserta dan SMKN 4 Pandeglang pada 21 September berjumlah 69 peserta.



Rubiyono Satriadi, Head of Enginering CS PT Panasonic Gobel Indonesia menambahkan dengan adanya kerja sama PGI, PMI, GDN bersama DUDI, pelatihan yang diberikan pada pelajar SMK Vokasi ini dapat menjadi sumber utama masa depan Indonesia dalam menangani beberapa jenis produk elektronik secara professional dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.



“Dengan angka pengangguran yang cukup tinggi di Indonesia, kiranya pemerintah atau pihak swasta bisa turut mengambil bagian dalam melakukan peningkatan SDM. Melalui program ini kami berharap setiap peserta dapat mengambil manfaat sebaik-baiknya ,sehingga kelak bisa menjadi SDM yang siap bekerja, unggul, mandiri, berkualitas dan berdaya saing” tutup Rubiyono.