Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan upaya transisi energi harus adil dan terjangkau, sehingga dapat diakses oleh semua masyarakat.

Dengan itu, sektor industri perlu inovatif dan tepat dalam akuisisi teknologi dan investasi sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, meminimalisir anomali cuaca, mencegah perubahan iklim hingga menghindari kelaparan pada masyarakat.

"Transisi energi harus fokus pada pengurangan intensitas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga," kata Menko Airlangga dalam acara Special Event Road to G20 by HIMPUNI, melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Untuk mendukung upaya ini, dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, Indonesia menaikkan target pengurangan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen pada tahun 2030, dan target sebesar 43,20 persen dengan dukungan internasional.

“Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir,” kata Airlangga.

Kemudian, pemerintah juga telah menyiapkan skema di bidang carbon pricing dan carbon trading, dimana investasi hijau terbukti lebih menarik baik di pasar modal maupun branding publik.

Tidak hanya itu, pemerintah juga sedang menggalakkan penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) sebagai upaya mengurangi emisi karbon.

“Kita ingin memimpin dengan memberi contoh. Untuk itu, Indonesia terus mempromosikan ekosistem EV karena kebijakan ini diharapkan akan menjadi kunci revolusi masa depan,” ujar Airlangga.

Dimana, komitmen ini akan diperlihatkan dalam KTT G20 di Bali pada November nanti, yang membatasi akses kendaraan konvensional dan menyediakan lebih banyak akses kendaraan listrik.

“Hanya ada satu kunci untuk memastikan keberhasilan transisi energi, yaitu kerja sama dan kemitraan. Publik, swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus memiliki andil dalam proyek ini,” ujar Airlangga.

Adapun, Indonesia melalui Presidensi G20 berkomitmen mengajak seluruh negara anggota, untuk menghasilkan solusi global atas permasalahan emisi karbon, dengan menjadikan transisi energi sebagai salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia.

Baca juga: BKPM: Transisi energi akan tetap berjalan meski melambat karena resesi
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia untuk dunia lebih baik lewat transisi energi
Baca juga: PLN dan SMI susun rencana investasi percepat transisi batu bara ke EBT