New York (ANTARA) - New York, Amerika Serikat, mencatat sejumlah kasus kejahatan kekerasan tingkat tinggi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kasus kejahatan di sistem kereta bawah tanah kota tersebut.

Hal itu memicu para pejabat setempat memperkuat strategi dalam memerangi kejahatan. Para pejabat negara bagian dan kota di New York memperkuat upaya mereka memerangi kejahatan dan penyakit mental di sistem kereta bawah tanah.

Upaya meminimalkan tindak kejahatan tersebut dilakukan dengan menambah kehadiran polisi dan pelatihan baru bagi petugas dalam menghadapi individu tunawisma, demikian lapor CNN pada Sabtu (22/10).

Berbagai inisiatif baru itu mencakup investasi signifikan dari dana darurat publik New York guna mendukung penambahan sekitar 1.200 sif petugas lembur di peron kereta bawah tanah dan kereta setiap hari.

Sejumlah petugas polisi transportasi juga dikerahkan ke empat pusat kereta komuter utama, yakni Stasiun Penn, Stasiun Grand Central, Terminal Atlantic, dan Stasiun Sutphin-Archer (Jamaika), serta menyediakan sekitar 100 petugas Departemen Kepolisian New York City (NYPD) untuk ditugaskan di sarana transportasi lainnya.

Hingga Senin lalu (17/10), jumlah aksi kejahatan di sistem kereta bawah tanah New York naik lebih dari 41 persen, menjadi 1.813 insiden terjadi di sepanjang tahun ini dari 1.282 pada periode waktu yang sama di 2021, demikian menurut data NYPD.