"Polres Bengkulu Selatan telah memeriksa sejumlah saksi pasca ledakan tersebut dan masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim Labfor Palembang," kata Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Sudarno di Kota Bengkulu, Selasa.
Sementara itu, Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Yudha Trisno Tampubolon melalui Kasat Reskrim AKP Fadjri Chaniago menyebutkan bahwa tim Labfor Palembang juga membawa alat grafik pengukur tekanan dari lokasi kejadian.
"Diagram yang dibawa untuk di periksa tersebut sebab dugaan terjadinya ledakan karena tekanan alat," ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak dua orang pekerja yaitu S (45) dan M (35) meninggal dunia akibat ledakan mesin rebusan (sterilizer) dari mesin Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di pabrik PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS) di Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan.
Kronologis terjadi ledakan ketika dilaksanakannya operasional mesin produksi di pabrik PT. SBS yang pada saat itu sedang merebus 50 ton TBS kelapa sawit.
Sekitar pukul 13.30 WIB tiba-tiba terjadi ledakkan di areal mesin rebusan yang mengakibatkan dua karyawan terpental dari mesin pengontrol rebusan.
Ledakan mesin tersebut diduga disebabkan oleh tekanan pipa penghantar panas terlalu tinggi pada mesin rebusan, sebab sebelum terjadi ledakkan kondisi mesin dalam keadaan baik dan dilakukan perawatan secara rutin setiap tahun, serta untuk perawatan 2022 rencananya akan dilaksanakan pada akhir tahun.
Diketahui, PT SBS mulai beroperasi pada 2014 dan akibat ledakan tersebut sehingga aktivitas operasional pabrik PT SBS berhenti total.