Jakarta (ANTARA News) - Indonesia tengah menjajaki peluang-peluang ekspor ke negara-negara Amarika Latin, sebagai upaya pengembangan pasar ekspor baru ditengah krisis yang melanda kawasan Eropa dan melambatnya pertumbuhan Amerika Serikat.

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam jumpa pers pra ALBF (ASEAN Latin Business Forum) 2012 di Jakarta, Kamis, potensi besar perdagangan negara-negara Amerika Latin, seperti Peru, Chili, Meksiko, dan Brazil dapat dimanfaatkan Indonesia untuk pengembangan pasar ekspor..

"Selama ini dominasi Amerika Serikat sangat kuat. Indonesia harus bisa melakukan diversivikasi pasar ekspor negara lain sehingga tidak bergantung pada Amerika Serikat," kata Gita.


Ia mengatakan, berbagai komoditas yang bisa dikembangkan untuk ekspor ke Amerika Latin antara lain palm oil (minyak sawit), minyak sawit mentah (CPO), karet, otomotif, dan besi baja




"Permintaan pipa energi dari Ekuador banyak sekali untuk kepentingan pertambangan dan migas. Ditambah kalau pabrik baja di Cilegon selesai, barang yang dikirim pasti lebih berkualitas yang punya nilai tambah," kata dia.




Ia mencatat, potensi pasar Amerika Latin sangat besar dan tahun lalu nilai perdagangan di kawasan itu mencapai 8,4 triliun dolar AS, sementara di kawasan ASEAN hanya Rp2,5 triliun dolar AS.




Namun demikian, ia mengakui kalau Indonesia belum menjadi negara industri seperti negara lainnya.




"Kalau Cina sudah bisa mengirim astronot ke luar angkasa, tapi Indonesia membuat mobil dan pesawat saja belum," kata dia.




Namun, ia optimistis potensi investasi Indonesia akan terbuka lebar dalam bidang lainnya seperti sektor peternakan, pertanian, dan industri manufaktur.




Selain Amerika Latin, Gita juga melihat peluang perdagangan ke negara Afrika, India, dan Pakistan.




(tri)