Pengelola wisata diimbau waspada aliran sungai saat curah hujan tinggi
25 Oktober 2022 01:19 WIB
Tangkapan layar - Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (24/10/2022). (Antara/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pengelola kawasan wisata agar waspada pada aliran sungai pada saat curah hujan tinggi.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin (24/10) malam, menyebut pada saat musim hujan, potensi bencana hidrometeorologi basah di kawasan wisata tetap ada.
"Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Mungkin kita mengimbau kepada pengelola, meskipun hingga saat ini kita belum menerima laporan adanya kejadian bencana di lokasi pariwisata," ujar Abdul.
Abdul mengatakan lokasi wisata seperti air terjun, kawasan bantaran sungai, bahkan saat ini menjamur kafe-kafe yang dibuat di sepanjang aliran sungai, harus diwaspadai potensi bencananya.
Baca juga: Tujuh meninggal akibat bencana hidrometeorologi basah dalam sepekan
Sebab menurut dia, kenaikan intensitas curah hujan meskipun biasanya dimulai dari tengah hari sampai tengah malam, namun pada sore hari perlu diwaspadai, karena daerah aliran sungai ini mungkin bisa cukup panjang.
"Artinya ketika kita berada di suatu tempat yang sudah agak ke hilir, kita enggak tahu apa yang terjadi di hulu," kata Abdul.
Oleh sebab itu, BNPB mengimbau agar masyarakat juga membiasakan diri untuk melihat prakiraan cuaca ketika akan keluar rumah, atau menghabiskan waktu di luar ruangan, serta mengira-ngira dampaknya bila terjadi hujan.
Baca juga: BNPB: Tren banjir Jatim sama selama belum ada perbaikan lingkungan
Baca juga: BNPB salurkan bantuan untuk pemulihan pascabanjir di Trenggalek
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin (24/10) malam, menyebut pada saat musim hujan, potensi bencana hidrometeorologi basah di kawasan wisata tetap ada.
"Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Mungkin kita mengimbau kepada pengelola, meskipun hingga saat ini kita belum menerima laporan adanya kejadian bencana di lokasi pariwisata," ujar Abdul.
Abdul mengatakan lokasi wisata seperti air terjun, kawasan bantaran sungai, bahkan saat ini menjamur kafe-kafe yang dibuat di sepanjang aliran sungai, harus diwaspadai potensi bencananya.
Baca juga: Tujuh meninggal akibat bencana hidrometeorologi basah dalam sepekan
Sebab menurut dia, kenaikan intensitas curah hujan meskipun biasanya dimulai dari tengah hari sampai tengah malam, namun pada sore hari perlu diwaspadai, karena daerah aliran sungai ini mungkin bisa cukup panjang.
"Artinya ketika kita berada di suatu tempat yang sudah agak ke hilir, kita enggak tahu apa yang terjadi di hulu," kata Abdul.
Oleh sebab itu, BNPB mengimbau agar masyarakat juga membiasakan diri untuk melihat prakiraan cuaca ketika akan keluar rumah, atau menghabiskan waktu di luar ruangan, serta mengira-ngira dampaknya bila terjadi hujan.
Baca juga: BNPB: Tren banjir Jatim sama selama belum ada perbaikan lingkungan
Baca juga: BNPB salurkan bantuan untuk pemulihan pascabanjir di Trenggalek
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: