Menkeu: Inflasi Australia diperkirakan memuncak jelang akhir tahun
24 Oktober 2022 18:55 WIB
Seorang warga tengah memilih buah-buahan di salah satu pasar di Canberra, Australia. Menteri Keuangan Australia memperkirakan inflasi di negara itu akan mencapai puncaknya menjelang akhir tahun dan akan bertahan sedikit lebih lama karena dampak dari bencana alam dan harga energi. (Xinhua)
Canberra (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Australia Jim Chalmers memperkirakan inflasi di negara itu akan mencapai puncaknya menjelang akhir tahun dan akan bertahan sedikit lebih lama karena adanya dampak bencana alam dan kenaikan harga energi.
Jim Chalmers, yang pada Selasa (25/10) malam waktu setempat akan menyerahkan anggaran federal pertamanya, mengatakan bahwa inflasi menjadi faktor utama yang memengaruhi anggaran kali ini, yang memandu pendekatan terhadap kebijakan bantuan terkait biaya hidup.
"Pada proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini, inflasi akan bertahan lebih lama dari yang kita prediksi," katanya kepada saluran televisi Australian Broadcasting Corporation (ABC), pada Minggu (23/10).
Kemenkeu Australia ini memproyeksikan inflasi akan mencapai puncaknya sebesar 7,75 persen pada Desember mendatang.
"Ini akan menjadi anggaran yang meringankan keluarga (di Australia) yang mengakui bahwa tekanan pada perekonomian kita berasal dari seluruh dunia, tetapi itu juga dirasakan di meja dapur kita," kata Chalmers.
Akibat inflasi, pengeluaran pemerintah untuk pembayaran jaminan sosial termasuk pensiun diperkirakan lebih tinggi sekitar 33 miliar dolar Australia atau 20,8 miliar dolar AS dari proyeksi sebelumnya.
Sebelumnya pada pekan lalu, Chalmers mengonfirmasi bahwa bencana banjir yang sedang melanda di wilayah Australia tenggara bakal berdampak negatif terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu
Ribuan rumah dan bisnis terdampak banjir, dan Kemenkeu memperkirakan banjir terebut akan mendorong harga buah dan sayuran naik hingga 8 persen selama enam bulan ke depan.
Chalmers mengatakan elemen kunci dari strateginya terdiri dari dua bagian.
"Pertama-tama, bagaimana agar upah kembali bergerak di negara ini, dan anggaran (federal) akan berfokus pada hal tersebut," katanya pada Minggu.
"Namun, kita juga membantu bagaimana inflasi turun seiring waktu. Itu dapat dilakukan dengan memastikan bantuan biaya hidup diberikan secara bertanggung jawab dan bahwa investasi Anda dalam ekonomi tidak mendorong inflasi." ujarnya.
Jim Chalmers, yang pada Selasa (25/10) malam waktu setempat akan menyerahkan anggaran federal pertamanya, mengatakan bahwa inflasi menjadi faktor utama yang memengaruhi anggaran kali ini, yang memandu pendekatan terhadap kebijakan bantuan terkait biaya hidup.
"Pada proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini, inflasi akan bertahan lebih lama dari yang kita prediksi," katanya kepada saluran televisi Australian Broadcasting Corporation (ABC), pada Minggu (23/10).
Kemenkeu Australia ini memproyeksikan inflasi akan mencapai puncaknya sebesar 7,75 persen pada Desember mendatang.
"Ini akan menjadi anggaran yang meringankan keluarga (di Australia) yang mengakui bahwa tekanan pada perekonomian kita berasal dari seluruh dunia, tetapi itu juga dirasakan di meja dapur kita," kata Chalmers.
Akibat inflasi, pengeluaran pemerintah untuk pembayaran jaminan sosial termasuk pensiun diperkirakan lebih tinggi sekitar 33 miliar dolar Australia atau 20,8 miliar dolar AS dari proyeksi sebelumnya.
Sebelumnya pada pekan lalu, Chalmers mengonfirmasi bahwa bencana banjir yang sedang melanda di wilayah Australia tenggara bakal berdampak negatif terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu
Ribuan rumah dan bisnis terdampak banjir, dan Kemenkeu memperkirakan banjir terebut akan mendorong harga buah dan sayuran naik hingga 8 persen selama enam bulan ke depan.
Chalmers mengatakan elemen kunci dari strateginya terdiri dari dua bagian.
"Pertama-tama, bagaimana agar upah kembali bergerak di negara ini, dan anggaran (federal) akan berfokus pada hal tersebut," katanya pada Minggu.
"Namun, kita juga membantu bagaimana inflasi turun seiring waktu. Itu dapat dilakukan dengan memastikan bantuan biaya hidup diberikan secara bertanggung jawab dan bahwa investasi Anda dalam ekonomi tidak mendorong inflasi." ujarnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: