BNI bukukan laba Rp13,7 triliun di triwulan III, melonjak 76,8 persen
24 Oktober 2022 17:34 WIB
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam Konferensi Pers Kinerja BNI Kuartal III 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (24/10/2022). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih sebesar Rp13,7 triliun pada triwulan III 2022 atau tumbuh 76,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik,” ucap Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam Konferensi Pers Kinerja BNI Kuartal III 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Pertumbuhan laba yang sehat ini tetap dapat dicapai, meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif.
Pertumbuhan kredit mencapai 9,1 persen (yoy) menjadi Rp622,61 triliun dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah. Ia mengharapkan eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada perbaikan kualitas kredit dalam jangka panjang.
Sebagai penopang pertumbuhan kredit, Royke menyebutkan BNI mengandalkan pendanaan terutama dari Current Account Savings Account (CASA) yakni tabungan dan giro. Rasio CASA BNI mencapai 70,9 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK), yang merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini.
Baca juga: BNI optimistis kredit perseroan tumbuh hingga 10 persen tahun ini
Dengan performa tersebut, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNI tumbuh 5,2 persen (yoy) menjadi Rp 30,2 triliun. Pengaruh pendapatan non-bunga (Non-Interest Income) juga tumbuh 7,8 persen (yoy) menjadi Rp11 triliun.
"Non-Interest Income didorong oleh transaksi digital dan biaya dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan (Pre-Provisioning Operating Profit/PPOP) sebesar Rp25,8 triliun atau meningkat 9,7 persen (yoy)," tuturnya.
Dia berpendapat kondisi eksternal pada triwulan III ini tergolong menantang, dipicu oleh eskalasi tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek pandemi COVID-19 yang mulai mereda.
Meski demikian pihaknya yakin dapat merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022 yang didukung oleh portofolio kredit yang sudah jauh lebih sehat dan tetap mengedepankan aspek prudential banking.
Baca juga: Transformasi BNI berlanjut demi penguatan kinerja ekonomi Indonesia
Baca juga: Torehkan kinerja bagus, Erick terus dorong BNI Go Internasional
“Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik,” ucap Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam Konferensi Pers Kinerja BNI Kuartal III 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Pertumbuhan laba yang sehat ini tetap dapat dicapai, meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif.
Pertumbuhan kredit mencapai 9,1 persen (yoy) menjadi Rp622,61 triliun dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah. Ia mengharapkan eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada perbaikan kualitas kredit dalam jangka panjang.
Sebagai penopang pertumbuhan kredit, Royke menyebutkan BNI mengandalkan pendanaan terutama dari Current Account Savings Account (CASA) yakni tabungan dan giro. Rasio CASA BNI mencapai 70,9 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK), yang merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini.
Baca juga: BNI optimistis kredit perseroan tumbuh hingga 10 persen tahun ini
Dengan performa tersebut, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNI tumbuh 5,2 persen (yoy) menjadi Rp 30,2 triliun. Pengaruh pendapatan non-bunga (Non-Interest Income) juga tumbuh 7,8 persen (yoy) menjadi Rp11 triliun.
"Non-Interest Income didorong oleh transaksi digital dan biaya dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan (Pre-Provisioning Operating Profit/PPOP) sebesar Rp25,8 triliun atau meningkat 9,7 persen (yoy)," tuturnya.
Dia berpendapat kondisi eksternal pada triwulan III ini tergolong menantang, dipicu oleh eskalasi tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek pandemi COVID-19 yang mulai mereda.
Meski demikian pihaknya yakin dapat merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022 yang didukung oleh portofolio kredit yang sudah jauh lebih sehat dan tetap mengedepankan aspek prudential banking.
Baca juga: Transformasi BNI berlanjut demi penguatan kinerja ekonomi Indonesia
Baca juga: Torehkan kinerja bagus, Erick terus dorong BNI Go Internasional
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: