Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulawesi Selatan Imran Jausi mengatakan terus menjalankan berbagai program pengendalian inflasi, antara lain pembagian benih unggul untuk 100 ribu hektare sawah di Sulsel.

“Berbagai program pengendalian inflasi jangka pendek dan panjang dijalankan di Sulsel bersinergi dengan tim pengendali inflasi kabupaten dan kota, mulai dari sisi hulu hingga hilir,” katanya dalam Peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan yang dipantau di Jakarta, Senin.

Ia menyebut dari sisi hulu, pemerintah memiliki Program Mandiri Benih dengan membagikan benih unggul untuk ditanam pada 100 ribu hektare sawah di Sulawesi Selatan guna meningkatkan produktivitas petani.

“Kami juga membagikan alat, mesin, dan sarana produksi pertanian melalui Dinas TPHBun dalam rangka mendukung kegiatan ini,” katanya.

Baca juga: Mendagri sampaikan 10 solusi pengendalian inflasi

Pemerintah Sulawesi Selatan juga mengembangkan penggunaan teknologi informasi untuk menyusun neraca pangan di setiap kabupaten dan kota secara riil time.

Di sisi hilir, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Sulsel, dan Bulog melaksanakan bazar pangan murah di 6 zona utama Sulsel secara reguler.

“Kami juga mengoptimalkan jalur distribusi ritel, mendukung Program GNPIP di Sulsel pada Oktober 2922, dan bekerja sama dengan Bulog serta mitra pangan untuk menyerap gabah petani,” katanya.

Baca juga: Badan Pangan Nasional terus waspadai pasokan pangan

Ia menyebut pada September 2022 inflasi di Sulawesi Selatan mencapai 6,3 persen secara tahunan atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 5,95 persen secara tahunan.

Inflasi di Sulsel didorong oleh kenaikan tarif angkutan karena peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM).

“Inflasi diperkirakan masih berlanjut akibat pengaruh kebijakan penyesuaian harga BBM sehingga kita bersama-sama perlu memberi perhatian khususnya dalam pengendalian inflasi ke depan,” ucapnya.