Universitas China pecahkan rekor durasi terbang ornithopter terlama
24 Oktober 2022 14:17 WIB
Ornithopter, pesawat nirawak yang terbang dengan mengepakkan sayap mekanisnya. Tim peneliti universitas di China berhasil memecahkan rekor Guinness untuk durasi penerbangan Ornithopter terlama, yakni 1 jam 30 menit dan 4,98 detik tanpa jeda (Xinhua)
Beijing (ANTARA) - Satu tim peneliti universitas di China berhasil memecahkan rekor Guinness untuk durasi penerbangan terlama Ornithopter, pesawat nirawak yang terbang dengan mengepakkan sayap mekanisnya.
Dibuat oleh para peneliti dan mahasiswa dari Universitas Beihang, mesin yang menyerupai burung itu berhasil terbang selama 1 jam 30 menit dan 4,98 detik tanpa jeda.
Satu tayangan video menunjukkan momen penerbangan (single charge) yang memecahkan rekor itu dilakukan di suatu lapangan terbuka di Beijing pada 21 Juli.
Universitas Beihang pun mengumumkan tentang sertifikat Guinness World Records yang diraihnya dalam sebuah siaran pers.
Ditenagai oleh baterai lithium-ion, flapper drone berbobot 1,6 kg dan lebar rentangan sayap 2 meter tersebut mampu terbang dengan kecepatan 10 meter per detik.
Zhao Longfei, associate researcher di Institut Penelitian Ilmu Pengetahuan Baru Universitas Beihang sekaligus salah satu anggota tim peneliti mengungkapkan bahwa timnya mendaftar untuk tantangan Guinness pada Oktober 2021.
"Sebelumnya durasi terbang ornithopter di seluruh dunia cenderung singkat, dengan sebagian besar hanya mampu bertahan selama sekitar setengah jam, jauh lebih singkat dibanding berbagai jenis pesawat konvensional lainnya, sehingga rekor dunia pun belum tercipta," papar Zhao.
Dalam uji terbang sebelumnya, masih kata Zhao, ornithopter China itu hanya mampu bertahan di udara selama 53 menit.
Namun setelah dilakukan optimasi sistem tenaga dan dinamika sayap, kinerja Ornithopter China itu meroket hingga mencapai kondisi terbaik untuk mencetak rekor dunia
Ornithopter meniru kepakan sayap burung, kelelawar, dan serangga.
"Pesawat nirawak itu memiliki potensi aplikasi di banyak bidang, antara lain eksplorasi Mars, pengusiran burung di bandara, dan studi pesawat near-space," kata Zhao.
Dibuat oleh para peneliti dan mahasiswa dari Universitas Beihang, mesin yang menyerupai burung itu berhasil terbang selama 1 jam 30 menit dan 4,98 detik tanpa jeda.
Satu tayangan video menunjukkan momen penerbangan (single charge) yang memecahkan rekor itu dilakukan di suatu lapangan terbuka di Beijing pada 21 Juli.
Universitas Beihang pun mengumumkan tentang sertifikat Guinness World Records yang diraihnya dalam sebuah siaran pers.
Ditenagai oleh baterai lithium-ion, flapper drone berbobot 1,6 kg dan lebar rentangan sayap 2 meter tersebut mampu terbang dengan kecepatan 10 meter per detik.
Zhao Longfei, associate researcher di Institut Penelitian Ilmu Pengetahuan Baru Universitas Beihang sekaligus salah satu anggota tim peneliti mengungkapkan bahwa timnya mendaftar untuk tantangan Guinness pada Oktober 2021.
"Sebelumnya durasi terbang ornithopter di seluruh dunia cenderung singkat, dengan sebagian besar hanya mampu bertahan selama sekitar setengah jam, jauh lebih singkat dibanding berbagai jenis pesawat konvensional lainnya, sehingga rekor dunia pun belum tercipta," papar Zhao.
Dalam uji terbang sebelumnya, masih kata Zhao, ornithopter China itu hanya mampu bertahan di udara selama 53 menit.
Namun setelah dilakukan optimasi sistem tenaga dan dinamika sayap, kinerja Ornithopter China itu meroket hingga mencapai kondisi terbaik untuk mencetak rekor dunia
Ornithopter meniru kepakan sayap burung, kelelawar, dan serangga.
"Pesawat nirawak itu memiliki potensi aplikasi di banyak bidang, antara lain eksplorasi Mars, pengusiran burung di bandara, dan studi pesawat near-space," kata Zhao.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: