Jakarta (ANTARA) - Deputi Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Juwono menyebut pengendalian inflasi harus terus dilakukan secara bersama-sama, sehingga pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

“Di luar sana inflasi diproyeksi mencapai 6 sampai 7 persen secara tahunan di 2022. Oleh karena itu kita harus bersama-sama menurunkan di bawah itu,” katanya dalam Peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan yang dipantau di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan tak seperti negara lain yang sedang mengalami inflasi, di Indonesia inflasi masih diiringi oleh pertumbuhan ekonomi.

Adapun Bank Indonesia juga telah melakukan berbagai cara untuk mengendalikan inflasi, antara lain menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

“Kebijakan tersebut diambil untuk menurunkan ekspektasi yang sebesar 7 persen itu. Jadi kita overoothing itu,” ucapnya.

Baca juga: BI kembali naikkan suku bunga acuan 50 bps, menjadi 4,75 persen

Bank Indonesia juga terus menjaga kestabilan nilai tukar rupiah melalui intervensi pasar untuk mencegah imported inflation atau inflasi yang diakibatkan oleh barang impor.

“Kami juga melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah, antara lain melalui optimalisasi belanja tidak terduga, menjaga pasokan, menjaga kelancaran distribusi barang pangan, dan memperkuat ketahanan pangan,” ucapnya.

Bank Indonesia akan terus bahu membahu dengan pemerintah pusat dan daerah untuk membuat program pengendalian inflasi dari hulu sampai hilir.

“Apresiasi saya untuk Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan kali ini yang menyelenggarakan program pasar murah, penyaluran benih, sehingga menjadi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik,” ucapnya.

Baca juga: Survei BI perkirakan inflasi Oktober capai 0,05 persen
Baca juga: BI: Indonesia waspada namun optimistis hadapi gejolak ekonomi global