Jakarta (ANTARA) -
Ketekunan, kerja keras, serta kejujuran selalu membuka lebar jalan menujun sukses.

Kiat sukses itulah yang dianut kakak beradik Fitri Asiah dan Desy Suryani Huriyah ketika mulai merintis hingga mengembangkan bisnis mukena premium.

Usaha yang dirintis dari kawasan Tangerang Selatan ini manawarkan produk andalan berupa set mukena untuk acara seserahan perkawinan.

Desy menceritakan pada tahun 2015 hingga 2016, ia dan kakaknya merintis berjualan mukena bermodalkan kepercayaan dari kerabat dengan sistem reseller.

“Jujur, modalnya nol rupiah, kami dipinjami barang sama kerabat,” jelas Fitri saat dijumpai di kawasan Kuningan, Jakarta.

Keduanya menjual produk mukena berbahan rayon biasa yang lazim dijumpai di sejumlah lokasi perbelanjaan.

Kembangkan produk

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2017 kakak adik ini terpikir melakukan inovasi mukena dengan mengembangkan bahan mukena dari rayon ke sutera atau silk yang lebih lembut serta tak ketinggalan menambahkan aksesoris berupa renda.

Inovasi ini rupanya mendapat sambutan pasar, termasuk dari sahabat yang mempercayakan mukena Fitri dan Desy sebagai seserahan dengan hiasan yang khas.

Keduanya kemudian mencari jenama yang sekiranya mencerminkan segmen sekaligus kualitas produk. Ketemulah nama Mooeishop untuk jenama produk tersebut.

Percaya diri dengan hasil, foto mukena yang dihias untuk seserahan pun akhirnya ditayangkan di media sosial. Dengan memanfaatkan fitur berbayar di platform tersebut, keduanya mulai banyak dikenal netizen dan mendapatkan sambutan bagus.

“Kami promote ke akun inspirasi nikah. Kami taruh di Instagram untuk ide nikah, eh bagus penerimaannya. Di situ orang tanya: sekalian sajadah, Al-Qur’an-nya, nggak,” jelas Desy.

Dengan sambutan yang baik, keduanya gerak cepat untuk memperkaya variasi produk jualan. Tak hanya mukena, namun mulai mencari vendor-vendor Al-Qur’an, tasbih, serta sajadah bermutu premium.

Desy lantas menceritakan ketatnya seleksi kualitas yang dilakukan oleh jenama ini yang membuat beberapa orang pegawainya sempat keluar-masuk. Desy memang tidak mau produk asal-asalan karena kualitas memang sepenting itu.

Sebuah ide lantas muncul dari sang kakak, Fitri, yang tiba-tiba tercetus memberikan produk ke penata rias (make up artist/MUA) Fitri Liza, sosok yang merias keduanya saat menikah. Sang penata rias lantas memublikasikan mukena buatan Fitri dan Desy melalui salah satu akun media sosialnya.

“Pas di-posting sama dia, makin boom lagi,” kisah Fitri.

Tak disangka, produk mukena tersebut makin dikenal luas oleh publik dan pasar mulai melihat Mooeishop sebagai penyedia set mukena untuk seserahan/mahar nikah. Hal ini dimanfaatkan sebagai momentum sekaligus upaya mempertajam target pasar.

Ia menceritakan waktu mau nikah, mencari mukena yang bagus harus keliling-keliling dan itu sangat melelahkan. Dari pengalaman pribadi itulah Desy akhirnya membikin position khusus buat mahar.

Produk mukena seserahan jenama lokal. ANTARA/Sinta Ambarwati
Promosikan produk

Diceritakan, pada 2020 sebuah vendor pernikahan bernama Seserahan by Rose Arbor mendekorasi mukena Mooeishop untuk seserahan pernikahan.

Kemudian pada 2020, meski dilanda pandemi, permintaan set seserahan perkawinan makin melesat disusul permintaan set dengan perlengkapan lainnya, seperti sajadah, Al-Qur’an, dan tasbih terutama saat Ramadhan.

Bulan Ramadhan diakui membawa berkah tersendiri, tren memberikan bingkisan atau hampers menjadi pendongkrak penjualan mukena. Tak ingin penjualan menurun, Fitri dan Desy memutar otak agar penjualan tetap stabil dan tidak terlalu anjlok usai Ramadhan.

Keduanya kemudian membuatkan sejumlah paket mahar sehingga calon pembeli dapat menyesuaikan dengan kebutuhan serta tak perlu mencari-cari ke tempat lainnya (one stop shopping).

Berkaca pada keberhasilan promosi yang dilakukan melalui platform digital sebelumnya, usaha yang kini telah menyerap sekitar 15-20 orang penjahit dan 12 orang karyawan di kantor ini pun makin giat mempromosikan produk jenama fesyen buatannya, salah satunya dengan bekerja sama dengan beberapa pemengaruh (influencers).

Bahkan mukena yang kini produksinya sudah 90 persen in house ini telah digunakan sebagai mahar dan seserahan pada pernikahan artis kenamaan Indonesia, seperti Atta-Aurel, Sule-Natalie, Belva Sabrina.

“Dengan adanya rekomendasi belanja itu membuat influencer ketika menerima produk kita, mereka tak masalah dengan barter produk dan exposure. Kasarnya, kami nggak perlu bayar lagi ke mereka nih untuk di-posting karena mereka juga mendapatkan kebutuhan sesuai dengan kebutuhannya. Mereka happy dengan produknya,” kata Fitri panjang lebar.

Adapun mukena jenama lokal ini dibanderol mulai harga Rp555.000 sampai Rp1,8 juta.

Sementara untuk paket mukena dan kelengkapan mahar dipatok harga mulai dari Rp 899.00 hingga Rp2,7 juta. Produk paling laris adalah mukena klasik dan tirus.

Per bulan, kakak beradik ini mampu menjual 200 hingga 300 mukena, dengan pendapatan Rp200-Rp300 juta. Adapun pertumbuhannya rata-rata mencapai 40 persen dalam beberapa tahun terakhir.

Ke depan, Fitri dan Desy berharap dapat berkolaborasi dengan jenama-jenama nasional agar produknya dapat berkembang, serta memacu pemasaran bisnisnya sehingga tujuan branding sebagai produsen mukena mahar asal Indonesia yang premium, cantik, dan nyaman tersemat dengan jelas (top of mind) di kalangan masyarakat luas.

Tak ketinggalan, keduanya turut menceritakan sosok inspiratif di balik bisnis yang dikelola, yakni sang ayah yang telah menginspirasi agar tidak malu berdagang.

Keduanya punya mindset bahwa lapangan perkejaan itu bisa diciptakan sendiri, bisa menjadi bos untuk dirI sendiri. Hobi tersebut banyak menghasilkan, jangan di anggap remeh.

Itulah yang menyebabkan keduanya termotivasi dan menamainya jiwa dagang; suka uang dan suka cuan (untung).

Bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis, Desy berpesan agar fokus mencari bidang yang disukai, serta dalam prosesnya perlu memikirkan posisi bisnis yang unik meski tak mudah.

“Start small, tidak usah banyak pikiran. Coba saja dulu,” ujar Desy menutup perbincangan.





Editor: Achmad Zaenal M