Hefei (ANTARA) - Tim peneliti China menghadirkan sebuah sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memfasilitasi penelitian dan eksperimen kimia.

Sistem AI-Chemist serbabisa itu dilengkapi dengan nalar ilmiah yang mampu melaksanakan semua langkah penting yang diperlukan untuk penelitian kimia, menurut para peneliti dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China.
Tim peneliti China menghadirkan sebuah sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memfasilitasi penelitian dan eksperimen kimia.


AI-Chemist melakukan pengumpulan, pemrosesan, analisis, dan visualisasi data secara otomatis.

Sistem itu disebut dirancang agar dapat secara otomatis mencari dan membaca literatur terkait dari basis data awan (cloud database), kemudian mengusulkan rencana eksperimental yang sesuai.

AI-Chemist juga dapat mengendalikan suatu robot yang memiliki kemampuan gerak secara in-house ataupun daring, sehingga dapat secara otomatis mengeksekusi proses eksperimental lengkap di lebih dari 10 stasiun kerja.

Data eksperimental itu dapat secara simultan dianalisis oleh otak komputasional AI-Chemist, sehingga membuatnya mampu mengusulkan hipotesis baru untuk iterasi selanjutnya.

Kompetensi AI-Chemist telah diuji dengan memberinya tiga tugas kimia yang berbeda, menurut artikel riset itu, yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal National Science Review.