Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan pemenuhan hak anak untuk tumbuh dan berkembang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui terciptanya sumber daya manusia (SDM) unggul.

“Pemenuhan aspek-aspek pada anak akan menciptakan kualitas SDM yang baik. Secara otomatis, itu akan mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dalam Uji Keterbacaan 13 Pesan Kunci Modul Pengasuhan Menjadi Orang Tua Hebat yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Nopian menuturkan pemerintah sebagai penyelenggara negara, dituntut aktif membangun kualitas manusia demi tercapainya cita-cita bangsa yakni bangsa yang mandiri dan berdaulat dari sisi sosial, budaya dan ekonomi.

Oleh karenanya, hal mendasar dalam menyiapkan generasi unggul pada usia dini yaitu melalui dukungan tumbuh kembang dan perlindungan hak-hak anak.

Sebab, proses perkembangan anak sejak dini merupakan masa terbaik yang perlu diupayakan perlindungannya, dengan memenuhi kebutuhan perkembangannya guna membentuk generasi yang unggul.

Baca juga: BKKBN minta Malang giatkan posyandu untuk pantau tumbuh kembang anak

Baca juga: BKKBN: Perlu penguatan kajian wilayah atas prevalensi stunting beragam


Dalam memenuhi hak itu, pemerintah di suatu negara harus memperhatikan beberapa aspek perkembangan dan proses tumbuh kembang anak yang mencakup aspek fisik, psikologis dan psikososial.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah tiap tahapan dalam tumbuh kembang anak, karena setiap tahapan memiliki kerentanan yang berbeda-beda terhadap bahaya tertentu.

“Anak masih tergantung dan bergantung pada orang dewasa, karena bagaimanapun mereka adalah kelompok rentan atau lemah. Mereka belum bisa bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan mereka, sehingga membutuhkan perlindungan yang dapat menjamin keselamatannya,” ucap Nopian.

Menurut Nopian, Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga BKKBN, berupaya memenuhi hak tersebut dengan lebih fokus pada peningkatan kualitas setiap pribadi anggota keluarga yang diharapkan akan berdampak pada kualitas penduduk di masa depan.

Dengan demikian, dirinya menekankan penting bagi semua orang tua untuk mulai memperkaya ilmu pengetahuan terkait pola pengasuhan positif yang diterapkan dalam keluarga sejak anak berusia dini.

Peningkatan pengetahuan pada orang tua itu, kata Nopian, harus didukung dalam pemberian informasi agar terjadi perubahan perilaku yang diinginkan. Salah satu perubahan perilaku dilakukan melalui strategi komunikasi atau yang dikenal dengan social and behavior change communication strategy.

Ia mengatakan strategi komunikasi yang mengacu pada strategi perubahan sosial dan perilaku adalah metode untuk mempromosikan perubahan positif dan melakukan pemerataan media dalam pendekatannya.

“Dalam strategi komunikasi, perubahan perilaku penting untuk menentukan pesan kunci yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat, jelas, inovatif, kreatif dan aplikatif untuk menggambarkan sikap dan perilaku yang ingin dibentuk,” ujarnya.

Baca juga: Audit kasus stunting tingkatkan layanan konsultasi keluarga

Baca juga: BKKBN: IBangga 2021 sebut keluarga RI dalam kategori berkembang