IHSG menguat tipis dibayangi potensi Fed terus naikkan suku bunga
21 Oktober 2022 09:43 WIB
Ilustrasi - Petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi menguat tipis dibayangi potensi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed untuk terus menaikkan suku bunga kebijakan.
IHSG dibuka naik tipis 0,04 poin atau 0,001 persen ke posisi 6.980,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,19 poin atau 0,42 persen ke posisi 997,873.
"Para pelaku pasar mencermati potensi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga kebijakan secara agresif dalam dua pertemuan yang tersisa tahun ini," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Fed diperkirakan terus menaikkan suku bunga karena inflasi tetap tinggi, dengan beberapa memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai puncak di atas 5,0 persen. Suku bunga saat ini berada di kisaran 3,00 persen - 3,25 persen.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Kamis (20/10) bahwa bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya di tengah tingkat inflasi yang sangat tinggi, sambil menambahkan kemungkinan bank sentral AS akan menemukan ruang tahun depan untuk menghentikan proses pengetatan dan mempertimbangkan bagaimana kenaikan suku bunga berdampak pada perekonomian.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 12.000 menjadi 214.000 dalam pekan yang berakhir 15 Oktober. Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru menjadi total 230.000.
The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan indeks ekonomi terkemuka AS turun 0,4 persen pada September dan lintasan penurunan yang terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan "resesi semakin mungkin terjadi sebelum akhir tahun."
Indeks-indeks utama Wall Street turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan oleh momentum lanjutan kenaikan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS ketika data pasar tenaga kerja dan komentar dari pejabat Federal Reserve memperkuat ekspektasi bank sentral akan agresif dalam menaikkan suku bunga.
Selain bunga acuan Fed, Nafan menilai sentimen IHSG juga dibayangi dari para pelaku pasar yang sedang mencermati kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS memperpanjang kenaikannya semalam, dengan yield obligasi dua tahun mencapai tertinggi 15-tahun di 4,623 persen, sementara imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun mencapai puncaknya di 4,243 persen, level tertinggi sejak Juni 2008.
Sementara itu, bursa ekuitas Eropa turut menguat, dengan saham Prancis berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 68,41 poin atau 0,25 persen ke 26.938,55, indeks Hang Seng naik 103,13 poin atau 0,63 persen ke 16.177,09, indeks Shanghai meningkat 2,11 poin atau 0,07 persen ke 3.032,94, dan indeks Straits Times menguat 23,05 poin atau 0,76 persen ke 2.999,65.
Baca juga: IHSG ditutup naik 120,24 poin, dekati 7.000 usai BI naikkan bunga
Baca juga: IHSG melemah, jelang pengumuman hasil RDG Bank Indonesia
Baca juga: IHSG Kamis dibuka melemah 12,83 poin
IHSG dibuka naik tipis 0,04 poin atau 0,001 persen ke posisi 6.980,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,19 poin atau 0,42 persen ke posisi 997,873.
"Para pelaku pasar mencermati potensi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga kebijakan secara agresif dalam dua pertemuan yang tersisa tahun ini," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Fed diperkirakan terus menaikkan suku bunga karena inflasi tetap tinggi, dengan beberapa memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai puncak di atas 5,0 persen. Suku bunga saat ini berada di kisaran 3,00 persen - 3,25 persen.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Kamis (20/10) bahwa bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya di tengah tingkat inflasi yang sangat tinggi, sambil menambahkan kemungkinan bank sentral AS akan menemukan ruang tahun depan untuk menghentikan proses pengetatan dan mempertimbangkan bagaimana kenaikan suku bunga berdampak pada perekonomian.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 12.000 menjadi 214.000 dalam pekan yang berakhir 15 Oktober. Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru menjadi total 230.000.
The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan indeks ekonomi terkemuka AS turun 0,4 persen pada September dan lintasan penurunan yang terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan "resesi semakin mungkin terjadi sebelum akhir tahun."
Indeks-indeks utama Wall Street turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan oleh momentum lanjutan kenaikan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS ketika data pasar tenaga kerja dan komentar dari pejabat Federal Reserve memperkuat ekspektasi bank sentral akan agresif dalam menaikkan suku bunga.
Selain bunga acuan Fed, Nafan menilai sentimen IHSG juga dibayangi dari para pelaku pasar yang sedang mencermati kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS memperpanjang kenaikannya semalam, dengan yield obligasi dua tahun mencapai tertinggi 15-tahun di 4,623 persen, sementara imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun mencapai puncaknya di 4,243 persen, level tertinggi sejak Juni 2008.
Sementara itu, bursa ekuitas Eropa turut menguat, dengan saham Prancis berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 68,41 poin atau 0,25 persen ke 26.938,55, indeks Hang Seng naik 103,13 poin atau 0,63 persen ke 16.177,09, indeks Shanghai meningkat 2,11 poin atau 0,07 persen ke 3.032,94, dan indeks Straits Times menguat 23,05 poin atau 0,76 persen ke 2.999,65.
Baca juga: IHSG ditutup naik 120,24 poin, dekati 7.000 usai BI naikkan bunga
Baca juga: IHSG melemah, jelang pengumuman hasil RDG Bank Indonesia
Baca juga: IHSG Kamis dibuka melemah 12,83 poin
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: