Kemensos pamerkan lima inovasi karya penyandang disabilitas
20 Oktober 2022 20:06 WIB
Penyandang disabilitas merakit tongkat penuntun adaptif kartini di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) RI memamerkan lima inovasi karya penyandang disabilitas pada Pertemuan Dasawarsa Penyandang Disabilitas Asia Pasifik 2013-2022 di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 19-21 Oktober 2022.
Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno, Muhammad Royani di Bogor, Kamis, mengatakan bahwa pengembangan inovasi ini adalah langkah Kemensos untuk memberikan penunjang yang maksimal kepada para penyandang disabilitas.
"Dua tahun lalu Bu Menteri memberikan arahan kepada 31 sentra. Mengingat banyaknya penyandang disabilitas yang perlu mendapatkan layanan, kemudian kami membuat layanan untuk penyandang disabilitas fisik," kata Royani.
Baca juga: Mensos butuhkan inovasi perempuan kurangi celah teknologi disabilitas
Baca juga: Kemensos tingkatkan pelatihan disabilitas agar dapat akses pekerjaan
Lima inovasi yang menjadi unggulan Kemensos, yakni tongkat penuntun adaptif Kartini, sensor ketinggian air minum pada gelas, kursi roda multiguna, sepeda motor disabilitas, dan kelompok Difabel Siaga Bencana (Difagana).
Semua inovasi tersebut merupakan karya penyandang disabilitas dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penyandang disabilitas.
Royani mengaku bangga dengan inovasi yang dihasilkan oleh para penyandang disabilitas di 31 sentra milik Kemensos.
Menurutnya, para penyandang disabilitas akan lebih percaya diri dalam beraktivitas karena terbantu oleh inovasi-inovasi tersebut.
“Karena itu adalah hal yang paling penting dalam pengembangan diri. Sejauh ini tak sedikit yang membuat gerak mereka (penyandang disabilitas) terbatas. Mereka seharusnya diberikan ruang untuk melakukan aktivitasnya,” ujar Royani.
Inovasi tongkat penuntun adaptif Kartini merupakan alat bantu modern dengan dilengkapi sejumlah sensor untuk membantu tunanetra saat berjalan. Tongkat tersebut dilengkapi indikator untuk mendeteksi benda dengan jarak tertentu, mendeteksi air hingga gas beracun.
Kemudian, inovasi sensor ketinggian air minum pada gelas merupakan alat untuk memudahkan tunanetra saat menuangkan air minum pada gelas. Alat sensor tersebut dipasang di bibir gelas, sehingga memberikan indikasi suara ketika air sudah mulai penuh.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya ciptakan "getas bakar" disabilitas
Selanjutnya, inovasi kursi roda multiguna juga dilengkapi dengan teknologi canggih. Penyandang disabilitas yang menggunakannya tidak perlu menggerakkan roda secara manual, melainkan cukup dengan mengendalikan arah menggunakan tuas yang telah tersedia.
Baca juga: UNESCAP dorong pemerintah fasilitasi kesempatan kerja disabiilitas
Inovasi sepeda motor disabilitas merupakan kendaraan roda tiga yang dilengkapi berbagai alat pendukung kebutuhan usaha bagi disabilitas. Kendaraan tersebut dapat digunakan sebagai warung berjalan hingga usaha jahit pakaian.
Sedangkan inovasi Difabel Siaga Bencana (Difagana) adalah wadah bagi penyandang disabilitas yang bersedia menjadi relawan kebencanaan, sehingga dapat berkolaborasi dengan Tagana di lokasi bencana.
Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno, Muhammad Royani di Bogor, Kamis, mengatakan bahwa pengembangan inovasi ini adalah langkah Kemensos untuk memberikan penunjang yang maksimal kepada para penyandang disabilitas.
"Dua tahun lalu Bu Menteri memberikan arahan kepada 31 sentra. Mengingat banyaknya penyandang disabilitas yang perlu mendapatkan layanan, kemudian kami membuat layanan untuk penyandang disabilitas fisik," kata Royani.
Baca juga: Mensos butuhkan inovasi perempuan kurangi celah teknologi disabilitas
Baca juga: Kemensos tingkatkan pelatihan disabilitas agar dapat akses pekerjaan
Lima inovasi yang menjadi unggulan Kemensos, yakni tongkat penuntun adaptif Kartini, sensor ketinggian air minum pada gelas, kursi roda multiguna, sepeda motor disabilitas, dan kelompok Difabel Siaga Bencana (Difagana).
Semua inovasi tersebut merupakan karya penyandang disabilitas dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penyandang disabilitas.
Royani mengaku bangga dengan inovasi yang dihasilkan oleh para penyandang disabilitas di 31 sentra milik Kemensos.
Menurutnya, para penyandang disabilitas akan lebih percaya diri dalam beraktivitas karena terbantu oleh inovasi-inovasi tersebut.
“Karena itu adalah hal yang paling penting dalam pengembangan diri. Sejauh ini tak sedikit yang membuat gerak mereka (penyandang disabilitas) terbatas. Mereka seharusnya diberikan ruang untuk melakukan aktivitasnya,” ujar Royani.
Inovasi tongkat penuntun adaptif Kartini merupakan alat bantu modern dengan dilengkapi sejumlah sensor untuk membantu tunanetra saat berjalan. Tongkat tersebut dilengkapi indikator untuk mendeteksi benda dengan jarak tertentu, mendeteksi air hingga gas beracun.
Kemudian, inovasi sensor ketinggian air minum pada gelas merupakan alat untuk memudahkan tunanetra saat menuangkan air minum pada gelas. Alat sensor tersebut dipasang di bibir gelas, sehingga memberikan indikasi suara ketika air sudah mulai penuh.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya ciptakan "getas bakar" disabilitas
Selanjutnya, inovasi kursi roda multiguna juga dilengkapi dengan teknologi canggih. Penyandang disabilitas yang menggunakannya tidak perlu menggerakkan roda secara manual, melainkan cukup dengan mengendalikan arah menggunakan tuas yang telah tersedia.
Baca juga: UNESCAP dorong pemerintah fasilitasi kesempatan kerja disabiilitas
Inovasi sepeda motor disabilitas merupakan kendaraan roda tiga yang dilengkapi berbagai alat pendukung kebutuhan usaha bagi disabilitas. Kendaraan tersebut dapat digunakan sebagai warung berjalan hingga usaha jahit pakaian.
Sedangkan inovasi Difabel Siaga Bencana (Difagana) adalah wadah bagi penyandang disabilitas yang bersedia menjadi relawan kebencanaan, sehingga dapat berkolaborasi dengan Tagana di lokasi bencana.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: