"Program UKS menyarankan sekolah tidak hanya mengajarkan tentang reproduksi dalam pelajaran biologi atau Penjaskes (pendidikan jasmani dan kesehatan) saja, harusnya guru-guru lain ikut mengajarkan tentang reproduksi kepada siswanya, jadi berintegrasi dengan mata pelajaran," ucap Lina dalam diskusi mengenai manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Unicef sebut edukasi menstruasi perlu bagi remaja putri
Ia juga menyarankan pihak sekolah mengimbau siswinya untuk banyak mencari informasi terkait MKM agar lebih siap ketika masuk sekolah dan bisa belajar dengan nyaman.
"Karena dengan ketidaksiapan anak datang ke sekolah membuat anak ketika belajar tidak nyaman. Mana mungkin pelajaran akan masuk atau berpikir jika kondisi tidak nyaman," ucapnya.
Ia mengatakan pihak sekolah juga harus mengedukasi siswa agar paham dan melindungi teman-teman perempuan yang sedang mengalami menstruasi, sehingga tidak terjadi perundungan.
"Jangan sampai siswa laki-laki justru ketika teman perempuannya lagi menstruasi diperolok-olokkan akhirnya terjadi perundungan, itu yang sangat kita hindari," tambahnya.
Baca juga: Dokter tekankan pentingnya Sadari setelah menstruasi
Baca juga: Sampaikan pemahaman reproduksi pada anak sejak dini
"Kalau ingin mencapai optimal, sekolah mempunyai toilet yang ramah menstruasi. Misalkan, pintunya terkunci, air mengalir bersih, ada tempat sampah yang tertutup, jadi ketika membuang bekas pembalutnya bisa ditutup, dan juga ada informasi-informasi seperti bawalah kertas atau pembungkus pembalut," paparny.