"Kajian kuantitatif-kualitatif terkait pembangunan ekonomi hijau dan kondisi sosial demografi penduduk Indonesia ini dilaksanakan pada Oktober hingga November 2022," kata Kepala Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN, Umi Karomah Yaumidin di Makassar, Rabu.
Diseminasi riset akan berlangsung di tujuh ibu kota provinsi yakni Palembang, Semarang, Balikpapan, Makassar, Ambon, Kupang dan Manokwari.
Umi mengatakan, dari diseminasi tersebut selain hasil kajiannya berupa laporan penelitian, kerja sama dua lembaga ini akan menghasilkan laporan kebijakan (policy paper) serta film dokumenter jelajah praktik hijau Indonesia yang berjudul "Semai".
"Dua produk riset tersebut akan dirilis dalam acara Indonesia Research and Innovation(INARI) Expo 2022," katanya.
Baca juga: BKKBN: Data SDKI 2022 harus disusun lebih valid dan terperinci
Baca juga: BRIN kerja sama dengan BPS dan BKKBN lakukan SDKI 2022
Sementara itu, Kepala BPS Sulsel Sutono mengatakan, BRIN dan BPS sudah bekerja sama dalam dua tahun terakhir dalam meneliti pembangunan ekonomi hijau di daerah ini.
Hal ini sebagai tindak lanjut dari kesepakatan Indonesia dengan Organisasi Dunia yakni PBB dengan adanya Paris Agreement pada 2021 untuk menurunkan emisi karbon atau Gas Rumah Kaca (GRK) di bawah 30 persen.
Ratifikasi tersebut, lanjut dia, perlu diikuti dengan implementasi di lapangan dengan mendorong pembangunan rendah karbon 2020-2024.
Salah satu contoh, imbuh Peneliti dari TIm Kajian di Sulsel, Pandu Prayoga.
Dia mengatakan, bank sampah di Kota Makassar, Provinsi Sulsel memberikan dampak sosial yang positif seperti interaksi warga semakin terjalin, dan perubahan paradigma masyarakat tentang sampah.
Baca juga: BRIN: Ekonomi hijau atasi tantangan sosial dan demografi
Baca juga: Untuk ekonomi hijau dan biru di G20, BRIN dorong pemanfaatan kehati