Medan (ANTARA) - Tokoh Melayu Tengku Ma'moon Al Rasjid mendukung langkah Wali Kota Medan Bobby Nasution membenahi tiga gapura perbatasan kota dengan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, agar lebih indah.

"Yang selama ini terkesan kumuh dibenahi, dibangun lebih baik agar ketika masyarakat melintas dapat langsung merasakan identitas Kota Medan," ucap Rasjid yang juga Ketua 1 Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid di Medan, Rabu.

Tidak hanya sekedar membenahi ke arah yang lebih baik, lanjut dia, tetapi juga mengkolaborasikan desain modern dengan nuansa etnis, terutama etnis Melayu.

Diketahui, Pemkot Medan akan membenahi tiga gapura perbatasan kota yang menjadi ikon baru di Kota Medan, yakni Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jamin Ginting dan Jalan Gatot Subroto.

Selain itu, pihaknya menilai upaya Wali Kota Medan dalam menjaga kerukunan warga Medan, termasuk semua suku dirangkul dan diperhatikan terlebih suku Melayu.

"Sejauh ini diskusi bapak wali kota terkait Melayu di Kota Medan cukup intens. Perhatian beliau pun saya rasa besar terhadap suku Melayu. Komunikasi Sultan Deli sejauh ini yang saya tau baik dan rutin," tuturnya.

Bahkan Wali Kota Medan diakui Rasjid kerap menginstruksikan bawahannya, terutama Dinas Kebudayaan agar terus memperhatikan kegiatan yang diusung oleh komunitas Melayu.

"Perhatian Dinas Kebudayaan terhadap suku Melayu yang saya tahu cukup besar. Pagelaran Melayu sering digelar, kehadiran budaya Melayu setiap kegiatan Pemkot Medan pun sering dilibatkan. Kehadiran bapak wali kota dalam acara di Istana Maimoon pun sebagian besar hadir," terang dia.

Rasjid juga menampik terkait adanya isu yang menyebutkan bahwa Wali Kota Medan Bobby Nasution ingin menghilangkan nuansa Melayu dari Kota Medan, Sumatera Utara.

"Saya pun dengar ada beberapa saudara dari suku Melayu memberikan masukan untuk pak wali kota. Ada yg lemah lembut, ada juga yang agak keras. Saya yakin semua itu tujuannya baik, mengingatkan bapak wali kota," ujarnya.

"Walaupun saya yakin, bapak wali kota tidaklah mungkin menghapus atau menghilangkan identitas Melayu di Kota medan. Sebab Melayu punya peran besar di Kota Medan. Kehadiran pak wali kota di berbagai acara menggunakan pakaian adat Melayu, saya rasa merupakan 'statement' kuat beliau terhadap suku Melayu," tegas dia.

Rasjid pun memahami konsep Kolaborasi Medan Berkah yang diusung dalam masa pemerintahan Bobby Nasution di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini.

"Sifat kolaborasi selalu digaungkan bapak wali kota mengajak bersama membangun Kota Medan, tanpa menyakiti yang lain. Jangan menyinggung satu sama lain, dan harus saling berkontribusi membangun Kota Medan menjadi kota yang berkah," ungkap dia.

"Nah, pembangunan Kota Medan yang menyesuaikan desain modern tak mungkin mutlak mempertahankan gaya desain lama yang terkesan kaku. Tapi upaya pak wali mengkolaborasi seni dan budaya Melayu dengan desain lebih modern sudah sepatutnya diapresiasi," tutur Rasjid. (INF)