Jakarta (ANTARA) - Forum Bisnis Indonesia-Eropa Tengah dan Timur (INACEE) 2022 yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri membukukan potensi transaksi dagang senilai 386,6 juta dolar AS (sekitar Rp5,95 triliun).

Potensi dagang tersebut mencakup produk furnitur, kopi, sawit, barang-barang kerajinan, farmasi, peralatan rumah tangga, serta produk industri strategis.

“Forum ini bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan 20 negara di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur,” kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu RI Umar Hadi dalam konferensi pers secara daring pada Rabu.

Indonesia memandang penting penyelenggaraan forum bisnis seperti INACEE mengingat perdagangan Indonesia dengan Eropa Tengah dan Eropa Timur hanya 0,01 persen dari perdagangan kawasan tersebut secara global.

“Bagi saya ini tantangan dan peluang besar, karena ruang peningkatan (nilai perdagangan) masih sangat luas. Karena itu kegiatan seperti INACEE menjadi penting karena ada ruang bagi para pelaku usaha untuk bisa bertemu langsung, saling mempelajari, dan mudah-mudahan bisa melakukan transaksi,” kata Umar.

Pada 2021, nilai total perdagangan Indonesia dengan Eropa Tengah dan Eropa Timur sebesar 8,76 miliar dolar AS (sekitar Rp135,8 triliun) atau meningkat 32,3 persen dibandingkan pada 2020.

Peningkatan sebesar 16,88 persen tercatat pada periode Januari-Juli 2022 dengan nilai 5,06 miliar dolar AS (sekira Rp78,4 triliun), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Artinya kita sudah melihat tanda-tanda recovery, kebangkitan kembali dari masa pandemi COVID-19,” ujar Umar.

Diselenggarakan untuk kedua kalinya sejak 2021, Forum Bisnis INACEE tahun ini telah memfasilitasi lima penandatanganan kesepakatan kerja sama, antara lain Affirmation on the Supply Agreement antara Bioton SA (Polandia) dan Ferron Par Pharmaceticals (Indonesia); MoU on Energy Products Agency and Home Appliances Agency antara Xh&M (Albania) dan Modena (Indonesia); MoU antara Turbo GmBH (Jerman) dan Barata (Indonesia); MoU antara Intamin (Jerman) dan INKA (Indonesia); serta MoU antara Loesche (Jerman) dan PT Pindad (Indonesia).

Selain memfasilitasi interaksi langsung di antara pelaku usaha Indonesia dan Eropa Tengah serta Timur, Kemlu RI juga telah mengembangkan platform digital INA Accessyang dapat dimanfaatkan para pengusaha untuk memamerkan produknya serta menghadirkan peluang investasi.

“Saya mendorong para pelaku bisnis untuk terus memanfaatkan platform INA Access, yang sekitar 60 persen exhibitor-nya adalah pelaku UMKM,” tutur Umar.

Baca juga: Forum Bisnis INA-LAC 2022 soroti pentingnya peran ekonomi digital
Baca juga: Forum Bisnis INA-LAC 2022 hasilkan kesepakatan dagang Rp256,3 miliar
Baca juga: Indonesia ingin tarik investor dari Amerika Latin dan Karibia