Warga mukim di gubuk reyot masih ditemukan di perkotaan Purwakarta
19 Oktober 2022 15:37 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi saat meninjau warga yang tinggal di gubuk reyot wilayah Kabupaten Purwakarta, Jabar, Rabu (19/10/2022). (FOTO ANTARA/Dok Dedi Mulyadi)
Purwakarta, Jabar (ANTARA) - Sepasang suami istri ditemukan tinggal gubuk reyot yang hampir ambruk di wilayah perkotaan Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, dan berjalan selama bertahun-tahun.
Maman, pemilik rumah gubuk di Purwakarta, Rabu, mengaku sudah melapor ke aparat pemerintah setempat agar membantu pembangunan rumahnya yang berlokasi di Gang Nusa Indah Dalam, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta.
Namun, kata dia, hingga kini belum ada respon dari pemerintah daerah setempat. Sehingga ia dan istrinya tetap tinggal di dalam rumah, meski dalam ambruk.
"Ini (kondisinya gubuk) sudah seminggu mau roboh seperti ini," kata Maman.
Sementara itu, anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang sedang melakukan kegiatan reses langsung turun ke lapangan saat menerima laporan tentang kondisi tempat tinggal pasangan suami isteri, Maman dan Uyun.
Dedi memutuskan untuk membantu Maman, yakni dengan memperbaiki rumahnya.
Sambil menunggu perbaikan rumah, pasangan suami itu untuk sementara tinggal di rumah kontrakan yang disediakan Dedi Mulyadi.
Hal yang memrihatinkan, selain berada di wilayah perkotaan, istri Maman ternyata sudah lama menderita diabetes dan kondisinya cukup mengkhawatirkan.
Salah seorang warga di sekitar Pasar Jumat Purwakarta, Setiawan, menyayangkan masih adanya masyarakat yang tinggal di gubuk sekitar wilayah perkotaan.
Ia justru menyinggung kalau bupati saat ini hanya fokus memperhatikan persoalan urusan rumah tangga yang bersifat pribadi dibanding dengan urusan publik.
"Ya, keliatan dari awal Ibu Bupati malah lebih vokal soal berita cerainya. Hari ini juga dia datang ke pengadilan padahal masih banyak urusan masyarakat yang harus segera dibereskan," kata dia.
Warga lainnya, Siti Julaeha yang merupakan warga Munjul menyampaikan, dirinya merasa miris dengan kondisi Purwakarta saat ini. Sebab bupatinya lebih fokus pada hal pribadi dibandingkan persoalan publik.
"Seharusnya seperti dulu, setiap ada laporan langsung ditindaklanjuti," katanya.
Baca juga: Wapres luncurkan aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa di Purwakarta
Baca juga: Pemkab Purwakarta cairkan anggaran perbaikan 643 rumah tak layak huni
Baca juga: Pasien di Purwakarta ditahan rumah sakit karena tak bisa bayar
Baca juga: Dedi Mulyadi bongkar modus pengemis pura-pura buta di Purwakarta
Maman, pemilik rumah gubuk di Purwakarta, Rabu, mengaku sudah melapor ke aparat pemerintah setempat agar membantu pembangunan rumahnya yang berlokasi di Gang Nusa Indah Dalam, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta.
Namun, kata dia, hingga kini belum ada respon dari pemerintah daerah setempat. Sehingga ia dan istrinya tetap tinggal di dalam rumah, meski dalam ambruk.
"Ini (kondisinya gubuk) sudah seminggu mau roboh seperti ini," kata Maman.
Sementara itu, anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang sedang melakukan kegiatan reses langsung turun ke lapangan saat menerima laporan tentang kondisi tempat tinggal pasangan suami isteri, Maman dan Uyun.
Dedi memutuskan untuk membantu Maman, yakni dengan memperbaiki rumahnya.
Sambil menunggu perbaikan rumah, pasangan suami itu untuk sementara tinggal di rumah kontrakan yang disediakan Dedi Mulyadi.
Hal yang memrihatinkan, selain berada di wilayah perkotaan, istri Maman ternyata sudah lama menderita diabetes dan kondisinya cukup mengkhawatirkan.
Salah seorang warga di sekitar Pasar Jumat Purwakarta, Setiawan, menyayangkan masih adanya masyarakat yang tinggal di gubuk sekitar wilayah perkotaan.
Ia justru menyinggung kalau bupati saat ini hanya fokus memperhatikan persoalan urusan rumah tangga yang bersifat pribadi dibanding dengan urusan publik.
"Ya, keliatan dari awal Ibu Bupati malah lebih vokal soal berita cerainya. Hari ini juga dia datang ke pengadilan padahal masih banyak urusan masyarakat yang harus segera dibereskan," kata dia.
Warga lainnya, Siti Julaeha yang merupakan warga Munjul menyampaikan, dirinya merasa miris dengan kondisi Purwakarta saat ini. Sebab bupatinya lebih fokus pada hal pribadi dibandingkan persoalan publik.
"Seharusnya seperti dulu, setiap ada laporan langsung ditindaklanjuti," katanya.
Baca juga: Wapres luncurkan aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa di Purwakarta
Baca juga: Pemkab Purwakarta cairkan anggaran perbaikan 643 rumah tak layak huni
Baca juga: Pasien di Purwakarta ditahan rumah sakit karena tak bisa bayar
Baca juga: Dedi Mulyadi bongkar modus pengemis pura-pura buta di Purwakarta
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: