Penemuan itu terjadi ketika blokade yang dilakukan gerombolan penjahat terhadap depot bahan bakar telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Haiti.
Kelompok migran itu termasuk 63 perempuan, tiga di antaranya sedang hamil, dan 41 laki-laki, kata juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS Jeffrey Quinones, Selasa.
Para migran itu, ujar Quinones, ditemukan di Mona Isla oleh penjaga taman yang bekerja untuk Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Puerto Rico.
"Apa yang kami ketahui sebelumnya adalah bahwa mereka diangkut hanya dalam satu kapal," kata Quinones dalam wawancara melalui telepon.
Penyelundup sering menggunakan Pulau Mona sebagai lokasi menurunkan muatan untuk kapal yang meninggalkan Republik Dominika, dan kerap memberi tahu para migran bahwa mereka telah mencapai Puerto Rico meskipun pulau Mona tidak berpenghuni dan tidak ramah, katanya.
Haiti telah meminta bantuan militer internasional untuk menghadapi geng yang memblokade depot bahan bakar Varreux. Pemblokadean itu telah memicu kekurangan makanan, bensin, dan solar.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres awal bulan ini menyarankan pengiriman "pasukan aksi cepat," menurut surat yang dilihat oleh Reuters, tanpa menjelaskan dari mana pasukan itu akan datang.
Sebuah proposal yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Meksiko di Dewan Keamanan PBB pada Senin (17/10) menyerukan pengerahan pasukan yang akan dipimpin oleh "negara mitra," tanpa mengidentifikasi negara tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Terminal BBM dikepung geng, Presiden Haiti minta bantuan asing
Baca juga: Kapal pengangkut ratusan migran Haiti kandas di Florida