Kota Bogor (ANTARA) - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Bima Arya Sugiarto mengusulkan lima potensi yang dapat dikembangkan oleh Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November di Bali.

Kelima hal itu ialah potensi pariwisata, perdagangan, perkotaan, perdamaian dunia, serta kepemimpinan muda, kata Bima Arya dalam pernyataannya seperti dipantau di Bogor, Selasa.

"G20 dan kepemimpinan ini momentum yang langka sekaligus juga strategis. Jadi, saya kira sayang kalau hanya diri seremonial dan saya juga sayang kalau hanya menjadi pertemuan elite saja, karena potensinya sangat dahsyat yang bisa memberikan manfaat bagi Indonesia," kata Bima Arya.

Menurut dia, lima potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik melalui konsep pentahelixi oleh seluruh pemangku kepentingan terkait KTT G20.

Terkait isu pariwisata, dia mengatakan presidensi Indonesia di G20 kali ini menjadi kesempatan emas untuk mengenalkan destinasi pariwisata. Sebanyak 514 kabupaten dan kota di Indonesia harus berbenah untuk mendapatkan spillover effect, katanya.

Baca juga: Indonesia manfaatkan presidensi G20 bahas pemulihan sektor penerbangan

Spillover effect ialah fenomena ekonomi yang timbul sebagai dampak dari kebijakan atau gejolak ekonomi suatu negara sebagai muntahan dari pertemuan G20 dan dapat diturunkan menjadi macam-macam kegiatan.

"Bogor sudah menyelenggarakan Y20 U20. Bogor sudah juga menyelenggarakan Urban 20, tuan rumah dari G20 perkotaan; bisa juga ini religius 20 pertemuan-pertemuan keagamaan misalnya dari sebagainya," kata Wali Kota Bogor itu.

Biima menyampaikan KTT G20 juga merupakan momentum emas untuk mengenalkan destinasi wisata daerah-daerah di Indonesia.

Selanjutnya, soal isu perdagangan, rangkaian kegiatan G20 di Indonesia seharusnya membuka peluang kesempatan perdagangan tingkat kota antarnegara anggota forum tersebut.

"Ketika pertemuan ini di Bogor membukakan beberapa kesempatan untuk membuka jalur perdagangan Kota Bogor dengan beberapa negara yang akan ditindaklanjuti," kata Bima.

Soal isu perkotaan, Bima mengatakan G20 akan memberikan banyak sekali dampak terkait isu-isu perkotaan. Forum tersebut dapat membuka kerja sama lebih intens lagi tentang transportasi, lingkungan hidup, dan perubahan iklim, yang banyak dibicarakan dan mengalami eskalasi dari subtansinya.

Baca juga: Airlangga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia kedua tertinggi di antara G20

Kemudian, terkait perdamaian dunia. Menurut Bima, G20 memberikan ruang bagi Indonesia untuk memainkan peran sangat strategis dalam perdamaian dunia.

"Kami berharap tentunya pemimpin Vladimir Putin dari Rusia bisa hadir; tetapi lepas dari itu, ini momentum untuk menurunkan tingkat-tingkat pertemuan dalam konteks masyarakat sipil, dalam konteks masyarakat muda, komunitas dan sebagainya," jelasnya.

Dengan demikian, peran untuk mendorong perdamaian dunia tidak hanya menjadi tugas Pemerintah, tapi juga warga negara.

Potensi terakhir, Bima mengatakan kaum muda harus bisa mengambil panggung di KTT G20, dengan berperan mengadakan berbagai macam kegiatan sehingga isunya adalah tentang kepemimpinan muda. Indonesia saat ini bersiap menyambut bonus demografi bersama kota-kota lain di dunia dan saat ini sedang mengarah ke arah sana.

"Jadi, ini saatnya anak-anak muda, komunitas, bisa bertukar pikiran, baik di antara kota di benua yang sama maupun benua yang lain, yang menjadi bagian dari G20 tadi," katanya.

Dia berharap ada kepemimpinan muda di tingkat wali kota, bupati, menteri, hingga anak-anak muda.

"Jadi, destinasi, perdagangan, isu perkotaan, perdamaian dunia, dan kepemimpinan muda. Mari kita jemput bola, mari kita ambil peran di sana, dan saya yakin Indonesia bisa memaksimalkan melalui kepemimpinan G20 di tahun ini," ujar Bima Arya.

Baca juga: FAO: G20 harus galang solidaritas bagi negara rentan kelaparan