Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Palu mencatat selama periode Januari hingga September 2022 terjadi 1.181 kejadian gempa bumi di wilayah Sulawesi Tengah.

“Ribuan gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah dipicu oleh Sesar Palu Koro, Sesar Matano dan sesar aktif di wilayah Kabupaten Poso,” sebut Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu Nurhayati di Palu, Selasa.

Ia mengatakan dari jumlah tersebut tercatat terjadi 617 kali gempa bumi dengan kekuatan di bawah magnitudo 3,0 dan sebanyak 554 kali dengan kekuatan di atas 3,0 sampai dengan 5,0.

“Ada lima kejadian juga yang terjadi di atas kekuatan M5,0 tetapi terjadi di Sulawesi Barat dan tercatat gempa paling besar namun tidak berpotensi tsunami,” terangnya.

Ia menyebutkan aktivitas sesar aktif di Sulawesi Tengah memicu terjadinya guncangan gempa bumi hingga tiga kali setiap hari dengan kekuatan di bawah M3,0.

Baca juga: Pemkot Palu apresiasi penghijauan di lokasi eks likuefaksi Balaroa

Baca juga: BPBD tingkatkan kesiapsiagaan melalui rencana kontijensi gempa Palu
“Tidak dirasakan manusia dan hanya terdeteksi oleh alat dan saat ini Sesar Palu Koro masih dalam keadaan normal,” ujarnya.

Menurut Nurhayati, hingga saat ini belum ada alat yang bisa memprediksi secara tepat waktu akan terjadi gempa bumi, sehingga masyarakat diminta tidak mudah percaya dengan informasi yang memprediksi akan terjadi gempa bumi dengan kekuatan tertentu.

“Gempa tidak bisa diprediksi secara tepat kapan akan terjadi sehingga masyarakat jangan percaya informasi bohong yang beredar di media sosial kecuali di situs resmi BMKG,” kata Nurhayati.

Baca juga: Gempa dangkal magnitudo 3,0 guncang Palu

Baca juga: Gempa magnitudo 5.5 guncang Sulteng, tidak berpotensi tsunami