Kota di Filipina biasa alami banjir, tukang ojek modifikasi kendaraan
18 Oktober 2022 09:55 WIB
Seorang warga mengayuh papan selancar saat banjir menggenangi pemukiman mereka di San Miguel, Provinsi Bulacan, Filipina, Senin (26/9/2022). Topan Super Noru yang menghantam Filipina tersebut dilaporkan mengakibatkan lima orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez/rwa.
Hagonoy, Filipina (ANTARA) - Di sebuah kota kecil di Filipina utara di mana banjir telah menjadi masalah abadi, para pengemudi ojek memodifikasi kendaraan mereka untuk menjaga penumpang tetap kering dan berada tinggi di atas air banjir.
Ojek merupakan bentuk transportasi yang populer di pedesaan Filipina.
Ojek-ojek di sana dimodifikasi dengan tabung baja yang ditambahkan ke garpu kendaraan sehingga meningkatkan posisi pengendara dan penumpang beberapa meter ekstra.
Modifikasi itu dilakukan untuk memungkinkan ojek beroperasi dalam kondisi-kondisi banjir terparah.
Beberapa jalan di area Hagonoy di luar ibu kota Manila tidak dapat dilalui dalam beberapa tahun terakhir, dengan ketinggian air mencapai dua meter pada musim hujan.
Pada masa seperti itu, para penduduk harus mengarungi air setinggi paha atau bepergian dengan perahu kecil.
Salah satu masalah kota kecil itu, menurut para pejabat setempat, adalah peningkatan pesat tempat tinggal ilegal di sepanjang sungai terdekat dan kurangnya solusi pengelolaan limbah yang memadai.
Sumber: Reuters
Baca juga: Filipina utara banjir akibat badai tropis, sekolah di Manila tutup
Baca juga: 98.000 orang di Filipina selatan mengungsi karena banjir
Baca juga: Hujan lebat di Filipina tewaskan delapan orang
Ojek merupakan bentuk transportasi yang populer di pedesaan Filipina.
Ojek-ojek di sana dimodifikasi dengan tabung baja yang ditambahkan ke garpu kendaraan sehingga meningkatkan posisi pengendara dan penumpang beberapa meter ekstra.
Modifikasi itu dilakukan untuk memungkinkan ojek beroperasi dalam kondisi-kondisi banjir terparah.
Beberapa jalan di area Hagonoy di luar ibu kota Manila tidak dapat dilalui dalam beberapa tahun terakhir, dengan ketinggian air mencapai dua meter pada musim hujan.
Pada masa seperti itu, para penduduk harus mengarungi air setinggi paha atau bepergian dengan perahu kecil.
Salah satu masalah kota kecil itu, menurut para pejabat setempat, adalah peningkatan pesat tempat tinggal ilegal di sepanjang sungai terdekat dan kurangnya solusi pengelolaan limbah yang memadai.
Sumber: Reuters
Baca juga: Filipina utara banjir akibat badai tropis, sekolah di Manila tutup
Baca juga: 98.000 orang di Filipina selatan mengungsi karena banjir
Baca juga: Hujan lebat di Filipina tewaskan delapan orang
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: