Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut platform Merdeka Mengajar menjangkau guru di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T).

“Tidak hanya para guru di kota-kota besar maupun daerah yang secara infrastruktur jaringan sudah mapan, kami juga bangga melihat antusiasme para guru di daerah 3T untuk memaksimalkan fitur-fitur platform Merdeka Mengajar,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbudristek, Hasan Chabibie di Jakarta, Senin.

Platform Merdeka Mengajar tersebut diluncurkan bersama Kurikulum Merdeka pada awal tahun 2022, dan telah membantu lebih dari 1,8 juta guru untuk terus belajar, mengajar dengan lebih baik, dan berkarya.

Baca juga: Perangkat Ajar di platform Merdeka Mengajar bantu guru cari referensi

Produk-produk dalam platform Merdeka Mengajar disediakan untuk membantu guru menerapkan pembelajaran paradigma baru, baik dengan menyediakan referensi pengajaran maupun melalui peningkatan kompetensi.

“Dari pantauan kami, saat ini daerah 3T di Indonesia sudah ada 100.000 akun belajar.id teraktivasi, 29.000 guru pengguna sudah mengakses platform Merdeka Mengajar, dan sebanyak 20.000 guru aktif menggunakan lima menu utama di platform Merdeka Mengajar,” kata dia.

Pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada para guru yang pantang menyerah dan antusias memaksimalkan platform Merdeka Mengajar.

“Kami sejak awal menyadari tantangan tersebut, sehingga dari sisi teknologi, aplikasi Merdeka Mengajar sudah dirancang supaya lebih ringan daripada aplikasi serupa. Sehingga, diharapkan setiap guru dengan berbagai tipe ponsel pintar bisa lebih mudah dalam mengunduh dan mengoperasikan platform Merdeka Mengajar,” kata Hasan.

Baca juga: Platform Merdeka Mengajar hadirkan pembaruan pada Pelatihan Mandiri

Baca juga: Mendikbudristek sebut 1,6 juta guru gunakan platform Merdeka Mengajar


Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Kemendikbudristek, Nunuk Suryani mengatakan dulu guru sangat tergantung dengan diklat maupun kegiatan resmi dari pusat untuk belajar.

“Saat ini, keberadaan platform Merdeka Mengajar memampukan guru untuk belajar dan berlatih secara mandiri, sehingga menjadi solusi efektif untuk menjembatani tantangan jarak dan waktu,” kata Nunuk.