Tangerang (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi para guru Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) yang telah terlibat dalam program pendidikan Guru Penggerak yang diprakarsai oleh Kemendikbudristek.

“Saya mengapresiasi inisiatif dan kegigihan para guru SPK yang sudah terlibat dalam program pendidikan Guru Penggerak,” kata Nadiem dalam kata sambutan melalui video dalam pembukaan “5th SPK National Convention” yang digelar di Tangerang Selatan, Banten, Senin.

Nadiem menyebutkan bahwa program tersebut jauh berbeda dengan program pendidikan guru yang sebelumnya karena membutuhkan komitmen serta kemauan untuk mengubah pola pikir (mindset) tentang sosok guru yang baik.

“Guru Penggerak adalah pemimpin pendidikan yang berani mengambil risiko, menggerakkan perubahan, menciptakan inovasi, demi untuk memenuhi kebutuhan guru,” tuturnya.

Sebagai informasi, saat ini program pendidikan Guru Penggerak sedang berjalan untuk angkatan keenam dan akan disusul dengan angkatan ketujuh.

Baca juga: Mendikbudristek tegaskan satuan pendidikan bebas diskriminasi

Baca juga: Mendikbudristek: Guru Penggerak tak hanya lahirkan agen perubahan


Menurut Nadiem, total terdapat 50 ribu guru penggerak yang siap menjadi generasi baru dan menjadi pemimpin-pemimpin pendidikan Indonesia seperti kepala sekolah dan pengawas sekolah.

“Saya berharap semua bapak/ibu di sini terpanggil dan termotivasi untuk menjadi guru penggerak,” katanya kepada para peserta konvensi yang terdiri dari guru SPK dari berbagai daerah.

SPK atau yang dikenal dengan sekolah berlabel internasional merupakan satuan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar kolaborasi antara lembaga pendidikan asing dan lembaga pendidikan Indonesia.

Nadiem menilai SPK mencerminkan gotong royong dan kolaborasi dalam upaya menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

Selain itu, inklusivitas, identitas, dan budaya yang ada di sekolah SPK juga sejalan dengan cita-cita kita mewujudkan generasi Pancasila yang cerdas, kreatif, dengan kebhinnekaan global.

“Semua itu adalah bukti besarnya peran SPK dalam mendukung transformasi pendidikan kita yang sedang kita upayakan bersama dengan gerakan Merdeka Belajar,” katanya.

Nadiem mengatakan nilai-nilai positif yang selama ini terus dijaga oleh SPK di seluruh Indonesia harus semakin dioptimalkan agar semakin mendukung perbaikan sistem.

Menurut dia, caranya adalah dengan meningkatkan kualitas SDM satuan pendidikan yang saat ini sedang Kemendikbudristek dorong dengan program pendidikan Guru Penggerak dan implementasi Kurikulum Merdeka.

“Saya juga mendengar bahwa beberapa SPK sudah mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Ini adalah sangat penting dalam perwujudan cita-cita Merdeka Belajar,” ujarnya.

Melalui penerapan Kurikulum Merdeka, imbuh Nadiem, berarti pendidikan Indonesia benar-benar “embracing freedom teaching and learning” dengan memberikan keleluasaan pada guru untuk mengembangkan pembelajaran yang jauh lebih menyenangkan dan relevan. Tak sampai di situ, murid juga dapat mengoptimalkan bakat dan minatnya melalui "project based learning".

Nadiem juga mengatakan Kemendikbudristek sendiri akan terus menghadirkan terobosan yang berdampak langsung pada perbaikan sistem pendidikan Indonesia.

“Tentunya saya berharap semua SPK yang ada di seluruh Indonesia juga terus berbagi praktik baik, bertransformasi dan berinovasi, dan bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” kata Nadiem.

Baca juga: Nadiem : Dunia pendidikan membutuhkan pemimpin transformasional

Baca juga: Kemendagri minta pemda tidak mutasi guru dan kepsek Sekolah Penggerak