ULM dan mitranya kenalkan biokonversi limbah ampas tahu jadi biodiesel
15 Oktober 2022 20:11 WIB
Tim ULM dan mitra perguruan tinggi lainnya mengenalkan pembudidayaan maggot pada limbah ampas tahu sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. (ANTARA/Firman)
Banjarbaru (ANTARA) - Tim peneliti riset keilmuan gabungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersama Universitas Brawijaya, Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia (UNISIA) dan Politeknik Hasnur mengenalkan teknologi biokonversi limbah ampas tahu sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
"Teknologi yang digunakan untuk proses biokonversi limbah ampas tahu dengan mengaplikasikan pembudidayaan black soldier fly larva (BSFL) atau maggot sebagai agen biokonversi," kata salah satu tim Riset Keilmuan ULM Novianti Adi Rohmanna di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Dijelaskan dia, maggot atau sebagian orang mengenal dengan nama belatung mengonsumsi limbah ampas tahu yang selanjutnya menghasilkan biomassa serangga yang memiliki kandungan lemak dan protein cukup tinggi, sehingga memiliki potensi sebagai substrat pengembangbiakan maggot.
Dalam prosesnya, papar Novi, maggot yang telah memasuki usia 14 hari kemudian dipanen dan diolah menjadi tepung maggot untuk dilakukan proses ekstraksi lemak.
Baca juga: Peneliti ULM temukan satwa langka burung paruh katak di Pulau Curiak
Baca juga: Prof Ahmad gelorakan kemajuan ULM yang lebih progresif
Kemudian lemak yang diperoleh dilakukan proses esterifikasi dan transesterifikasi.
Novi menyebut program pemanfaatan limbah organik itu merupakan implementasi zero-waste (tanpa limbah) yang mendorong terwujudnya ekonomi hijau, khususnya bagi industri kecil yang menghasilkan limbah organik.
"Bahkan hasil samping dari proses ekstraksi lemak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan," kata dosen Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian ULM itu.
Sementara Ketua Jurusan UNISIA Muhammad Arwani mengatakan penggunaan maggot sebagai bahan baku produksi biodiesel dapat menjadi salah satu alternatif dan nilai tambah dari segi pengadaan bahan baku dan bersifat berkelanjutan.
Menurutnya, maggot menjadi solusi dalam persaingan penggunaan bahan baku berbasis pangan, karena selama ini bahan baku pembuatan biodiesel di Indonesia didominasi dari tanaman pangan seperti kelapa sawit.
Sedangkan Agus Zuliyan dari Politeknik Hasnur menyatakan tidak hanya ampas tahu saja yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan maggot, tetapi semua limbah organik juga memiliki potensi yang sama.
Dia berharap selain memberikan inovasi bagi dunia usaha dan dunia industri (DUDI), masyarakat juga mendapatkan potensi ekonomi baru dari pengolahan limbah yang dihasilkan oleh industri maupun UMKM.
Diketahui riset keilmuan menjadi terobosan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDL) sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan mitra, khususnya DUDI untuk berkolaborasi menciptakan inovasi.*
Baca juga: Grand Indonesia olah limbah jelantah menjadi biodiesel
Baca juga: Kementerian ESDM targetkan uji jalan B40 selesai Desember 2022
"Teknologi yang digunakan untuk proses biokonversi limbah ampas tahu dengan mengaplikasikan pembudidayaan black soldier fly larva (BSFL) atau maggot sebagai agen biokonversi," kata salah satu tim Riset Keilmuan ULM Novianti Adi Rohmanna di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Dijelaskan dia, maggot atau sebagian orang mengenal dengan nama belatung mengonsumsi limbah ampas tahu yang selanjutnya menghasilkan biomassa serangga yang memiliki kandungan lemak dan protein cukup tinggi, sehingga memiliki potensi sebagai substrat pengembangbiakan maggot.
Dalam prosesnya, papar Novi, maggot yang telah memasuki usia 14 hari kemudian dipanen dan diolah menjadi tepung maggot untuk dilakukan proses ekstraksi lemak.
Baca juga: Peneliti ULM temukan satwa langka burung paruh katak di Pulau Curiak
Baca juga: Prof Ahmad gelorakan kemajuan ULM yang lebih progresif
Kemudian lemak yang diperoleh dilakukan proses esterifikasi dan transesterifikasi.
Novi menyebut program pemanfaatan limbah organik itu merupakan implementasi zero-waste (tanpa limbah) yang mendorong terwujudnya ekonomi hijau, khususnya bagi industri kecil yang menghasilkan limbah organik.
"Bahkan hasil samping dari proses ekstraksi lemak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan," kata dosen Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian ULM itu.
Sementara Ketua Jurusan UNISIA Muhammad Arwani mengatakan penggunaan maggot sebagai bahan baku produksi biodiesel dapat menjadi salah satu alternatif dan nilai tambah dari segi pengadaan bahan baku dan bersifat berkelanjutan.
Menurutnya, maggot menjadi solusi dalam persaingan penggunaan bahan baku berbasis pangan, karena selama ini bahan baku pembuatan biodiesel di Indonesia didominasi dari tanaman pangan seperti kelapa sawit.
Sedangkan Agus Zuliyan dari Politeknik Hasnur menyatakan tidak hanya ampas tahu saja yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan maggot, tetapi semua limbah organik juga memiliki potensi yang sama.
Dia berharap selain memberikan inovasi bagi dunia usaha dan dunia industri (DUDI), masyarakat juga mendapatkan potensi ekonomi baru dari pengolahan limbah yang dihasilkan oleh industri maupun UMKM.
Diketahui riset keilmuan menjadi terobosan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDL) sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan mitra, khususnya DUDI untuk berkolaborasi menciptakan inovasi.*
Baca juga: Grand Indonesia olah limbah jelantah menjadi biodiesel
Baca juga: Kementerian ESDM targetkan uji jalan B40 selesai Desember 2022
Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: