BMW dikabarkan pindahkan produksi MINI Electric dari Inggris ke China
15 Oktober 2022 12:37 WIB
Arsip foto - Logo BMW terlihat selama Munich Auto Show, IAA Mobility 2021 di Munich, Jerman, 8 September 2021. ANTARA/REUTERS/WOLFGANG RATTAY.
Jakarta (ANTARA) - BMW dikabarkan akan memindahkan produksi kendaraan listriknya yaitu MINI Electric dari Inggris ke China dengan alasan memenuhi efisiensi.
Kabar itu pertama kali dilaporkan oleh The Times seperti dilaporkan dari Telegraph, Sabtu.
Jenama asal Jerman itu menyebutkan pemindahan produksi tersebut akan berlangsung pada 2023 dari Oxford, Inggris ke China.
Baca juga: BMW usung lini kendaraan listrik iX dan i4 di GIIAS 2022
Padahal Inggris merupakan rumah kelahiran dari jenama mobil ikonik tersebut, namun BMW menilai pabrik di Oxford yang telah 60 tahun beroperasi menciptakan MINI tidak memadai untuk mengejar target perusahaannya memenuhi kebutuhan kendaraan listrik.
Head of MINI Stefanie Wurst menyebutkan fasilitas pabrik MINI di Inggris masih membutuhkan renovasi dan juga investasi jika ingin kembali memproduksi kendaraan listrik.
Adapun pabrik MINI di Inggris setiap tahunnya memproduksi sebanyak 40.000 kendaraan listrik dari 200.000 mobil yang diproduksi di pinggiran Oxford itu.
Bagi Inggris, pemindahan produksi tersebut menjadi salah satu langkah mundur untuk menjadi negara pemimpin revolusi kendaraan ramah lingkungan.
Padahal BMW di 2017, sempat menjanjikan akan memproduksi penuh Mini Elektrik di pabrik Oxford namun kini janji tersebut harus diingkari.
BMW pun belum dapat memberikan kepastian apakah pihaknya memiliki potensi kembali memproduksi Mini Elektrik di Oxford apabila investasi dan renovasi berhasil dilakukan.
Salah satu alasan pemindahan produksi kendaraan listrik Mini ke China adalah akibat masalah krisis semikonduktor yang berpengaruh besar pada perakitan banyak kendaraan.
Contohnya seperti di awal 2022, pabrik MINI di Oxford sempat tidak beroperasi selama satu pekan merakit kendaraan karena tidak adanya suku cadang untuk kamera belakang serta perangkat efisiensi bahan bakar.
Biaya komponen baterai seperti lithium, nikel, dan tembaga yang bersaing diperkirakan juga menjadi salah satu penyebab keputusan BMW untuk memindahkan produksi Mini Electric ke Negeri Tirai Bambu.
Baca juga: BMW 730Li M Sport jadi kendaraan tamu VIP di acara MONDIAL Anniversary
Baca juga: BMW mulai produksi sel bahan bakar internal untuk BMW iX5 Hidrogen
Baca juga: Maybank dan BMW Indonesia luncurkan kartu kredit BMW dan MINI Maybank
Kabar itu pertama kali dilaporkan oleh The Times seperti dilaporkan dari Telegraph, Sabtu.
Jenama asal Jerman itu menyebutkan pemindahan produksi tersebut akan berlangsung pada 2023 dari Oxford, Inggris ke China.
Baca juga: BMW usung lini kendaraan listrik iX dan i4 di GIIAS 2022
Padahal Inggris merupakan rumah kelahiran dari jenama mobil ikonik tersebut, namun BMW menilai pabrik di Oxford yang telah 60 tahun beroperasi menciptakan MINI tidak memadai untuk mengejar target perusahaannya memenuhi kebutuhan kendaraan listrik.
Head of MINI Stefanie Wurst menyebutkan fasilitas pabrik MINI di Inggris masih membutuhkan renovasi dan juga investasi jika ingin kembali memproduksi kendaraan listrik.
Adapun pabrik MINI di Inggris setiap tahunnya memproduksi sebanyak 40.000 kendaraan listrik dari 200.000 mobil yang diproduksi di pinggiran Oxford itu.
Bagi Inggris, pemindahan produksi tersebut menjadi salah satu langkah mundur untuk menjadi negara pemimpin revolusi kendaraan ramah lingkungan.
Padahal BMW di 2017, sempat menjanjikan akan memproduksi penuh Mini Elektrik di pabrik Oxford namun kini janji tersebut harus diingkari.
BMW pun belum dapat memberikan kepastian apakah pihaknya memiliki potensi kembali memproduksi Mini Elektrik di Oxford apabila investasi dan renovasi berhasil dilakukan.
Salah satu alasan pemindahan produksi kendaraan listrik Mini ke China adalah akibat masalah krisis semikonduktor yang berpengaruh besar pada perakitan banyak kendaraan.
Contohnya seperti di awal 2022, pabrik MINI di Oxford sempat tidak beroperasi selama satu pekan merakit kendaraan karena tidak adanya suku cadang untuk kamera belakang serta perangkat efisiensi bahan bakar.
Biaya komponen baterai seperti lithium, nikel, dan tembaga yang bersaing diperkirakan juga menjadi salah satu penyebab keputusan BMW untuk memindahkan produksi Mini Electric ke Negeri Tirai Bambu.
Baca juga: BMW 730Li M Sport jadi kendaraan tamu VIP di acara MONDIAL Anniversary
Baca juga: BMW mulai produksi sel bahan bakar internal untuk BMW iX5 Hidrogen
Baca juga: Maybank dan BMW Indonesia luncurkan kartu kredit BMW dan MINI Maybank
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: