Gubernur Khofifah imbau warga Jatim waspadai fenomena hidrometeorologi
14 Oktober 2022 19:51 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah) saat terjun ke lokasi bencana di wilayahnya. (ANTARA/HO-Adpim Jatim)
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat dan juga masing-masing pemerintah daerah di wilayah provinsi setempat untuk mewaspadai dampak terjadinya cuaca ekstrem dan fenomena hidrometeorologi .
"Kami harap masyarakat dan pemerintah daerah untuk waspada dan melakukan langkah mitigasi," kata Khofifah di Surabaya, Jumat.
Diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo memprakirakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jatim, sebagai dampak dari fenomena La Nina.
BMKG menyebut sejumlah potensi bencana dampak cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai di antaranya puting beliung, angin kencang, banjir dan longsor.
Pesisir selatan Jatim juga disebutkan BMKG berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, seperti di Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Malang, Batu.
Selain itu, juga berpotensi terjadi di wilayah Tapal Kuda, di antaranya Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan dan Probolinggo.
Gubernur menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengambil langkah mitigasi guna mengantisipasi dampak yang terjadi apabila terjadi bencana.
"Koordinasi dilakukan untuk meminimalisir resiko kerusakan maupun kerugian yang dapat mengakibatkan korban jiwa," ujar dia.
Khofifah memastikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim telah memetakan titik-titik rawan banjir dan longsor.
"Kami meminta agar disiapkan drainase untuk pembuangan air hujan agar masuk sungai dengan lancar," kata dia.
Tentunya, lanjut Mantan Menteri Sosial itu, koordinasi dengan BMKG Pusat dan BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo terkait update kondisi cuaca ekstrem terus dilakukan.
Gubernur Khofifah memaparkan, langkah mitigasi khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir.
Terdapat tujuh DAS yang diwaspadai, yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung dan Sungai Baru Bajulmati.
"Di tujuh DAS itu telah dipasang sistem peringatan dini. Tolong masyarakat ikut menjaga peralatan sistem peringatan dini ini demi kebaikan kita bersama," kata Khofifah.
"Kami harap masyarakat dan pemerintah daerah untuk waspada dan melakukan langkah mitigasi," kata Khofifah di Surabaya, Jumat.
Diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo memprakirakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jatim, sebagai dampak dari fenomena La Nina.
BMKG menyebut sejumlah potensi bencana dampak cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai di antaranya puting beliung, angin kencang, banjir dan longsor.
Pesisir selatan Jatim juga disebutkan BMKG berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, seperti di Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Malang, Batu.
Selain itu, juga berpotensi terjadi di wilayah Tapal Kuda, di antaranya Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan dan Probolinggo.
Gubernur menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengambil langkah mitigasi guna mengantisipasi dampak yang terjadi apabila terjadi bencana.
"Koordinasi dilakukan untuk meminimalisir resiko kerusakan maupun kerugian yang dapat mengakibatkan korban jiwa," ujar dia.
Khofifah memastikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim telah memetakan titik-titik rawan banjir dan longsor.
"Kami meminta agar disiapkan drainase untuk pembuangan air hujan agar masuk sungai dengan lancar," kata dia.
Tentunya, lanjut Mantan Menteri Sosial itu, koordinasi dengan BMKG Pusat dan BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo terkait update kondisi cuaca ekstrem terus dilakukan.
Gubernur Khofifah memaparkan, langkah mitigasi khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir.
Terdapat tujuh DAS yang diwaspadai, yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung dan Sungai Baru Bajulmati.
"Di tujuh DAS itu telah dipasang sistem peringatan dini. Tolong masyarakat ikut menjaga peralatan sistem peringatan dini ini demi kebaikan kita bersama," kata Khofifah.
Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nashrullah
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022
Tags: