Kemenkominfo pacu adopsi komputasi awan dengan tiga cara
14 Oktober 2022 10:20 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat berbicara pada acara Rapat Koordinasi Keuangan di Jakarta, Rabu (12/10/2022). (ANTARA/kominfo.go.id)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika memacu adopsi komputasi awan (cloud computing) di Indonesia melalui tiga cara, antara lain membangun pusat data nasional, meningkatkan talenta digital dan kerja sama internasional.
"Kita akan membangun Pusat Data Nasional atau government cloud di empat lokasi secara bertahap," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate dalam siaran pers, diterima Jumat.
Baca juga: OJK ingatkan isu keamanan data saat tekfin adopsi komputasi awan
Cara pertama yang ditempuh Kementerian Kominfo adalah pembangunan infrastruktur digital di tingkat hulu supaya bisa mendorong pengembangan teknologi komputasi awan di Indonesia.
Pembangunan itu berupa proyek Pusat Data Nasional di empat lokasi, yaitu Jabodetabek, Batam, Ibu Kota Negara Nusantara dan Labuan Bajo. Selain pembangunan fisik Pusat Data Nasional, Kementerian Kominfo saat ini terus mendorong pengembangan jaringan 4G dan 5G di Indonesia.
Saat ini ada empat operator seluler yang sudah diberikan izin untuk menggelar layanan 5G, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren. Jaringan 5G sudah menjangkau 49 kota dan kabupaten.
Cara kedua dalam mendorong adopsi komputasi awan adalah meningkatkan kemampuan talenta digital nasional untuk memanfaatkan teknologi tersebut.
"Menciptakan dan membangun talenta digital ini menjadi sangat penting bagi Indonesia," kata Johnny.
Kementerian Kominfo untuk hal itu memiliki program Digital Talent Scholarship, yang antara lain memberikan pelatihan digital untuk materi cloud foundation, cloud architecture, dan big data associate.
Cara terakhir dalam adopsi komputasi awan adalah mengadakan kerja sama internasional. Kementerian Kominfo melalui Digital Economy Working Group (DEWG) G20 mendorong kesepahaman soal praktik pemanfaatan data dan arus data lintas batas negara.
Kementerian Kominfo juga berpartisipasi dalam sidang International Telecommunication Union (ITU) Plenipotentiary Conference 2022 bulan lalu.
Ketiga langkah itu diharapkan bisa meningkatkan penggunaan teknologi komputasi awan di Indonesia.
Kementerian Kominfo mengutip survei Thales pada 2021 bahwa 80 persen responden di Indonesia, yaitu perusahaan besar dan usaha kecil dan menengah, menggunakan komputasi awan dalam berbagai bentuk.
Baca juga: Indonesia pasar "cloud computing" potensial
Baca juga: Bisnis Catalyst Tech tak terimbas pandemi berkat platform digital
Baca juga: OJK: "Cloud Computing" bakal menghemat biaya industri perbankan
"Kita akan membangun Pusat Data Nasional atau government cloud di empat lokasi secara bertahap," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate dalam siaran pers, diterima Jumat.
Baca juga: OJK ingatkan isu keamanan data saat tekfin adopsi komputasi awan
Cara pertama yang ditempuh Kementerian Kominfo adalah pembangunan infrastruktur digital di tingkat hulu supaya bisa mendorong pengembangan teknologi komputasi awan di Indonesia.
Pembangunan itu berupa proyek Pusat Data Nasional di empat lokasi, yaitu Jabodetabek, Batam, Ibu Kota Negara Nusantara dan Labuan Bajo. Selain pembangunan fisik Pusat Data Nasional, Kementerian Kominfo saat ini terus mendorong pengembangan jaringan 4G dan 5G di Indonesia.
Saat ini ada empat operator seluler yang sudah diberikan izin untuk menggelar layanan 5G, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren. Jaringan 5G sudah menjangkau 49 kota dan kabupaten.
Cara kedua dalam mendorong adopsi komputasi awan adalah meningkatkan kemampuan talenta digital nasional untuk memanfaatkan teknologi tersebut.
"Menciptakan dan membangun talenta digital ini menjadi sangat penting bagi Indonesia," kata Johnny.
Kementerian Kominfo untuk hal itu memiliki program Digital Talent Scholarship, yang antara lain memberikan pelatihan digital untuk materi cloud foundation, cloud architecture, dan big data associate.
Cara terakhir dalam adopsi komputasi awan adalah mengadakan kerja sama internasional. Kementerian Kominfo melalui Digital Economy Working Group (DEWG) G20 mendorong kesepahaman soal praktik pemanfaatan data dan arus data lintas batas negara.
Kementerian Kominfo juga berpartisipasi dalam sidang International Telecommunication Union (ITU) Plenipotentiary Conference 2022 bulan lalu.
Ketiga langkah itu diharapkan bisa meningkatkan penggunaan teknologi komputasi awan di Indonesia.
Kementerian Kominfo mengutip survei Thales pada 2021 bahwa 80 persen responden di Indonesia, yaitu perusahaan besar dan usaha kecil dan menengah, menggunakan komputasi awan dalam berbagai bentuk.
Baca juga: Indonesia pasar "cloud computing" potensial
Baca juga: Bisnis Catalyst Tech tak terimbas pandemi berkat platform digital
Baca juga: OJK: "Cloud Computing" bakal menghemat biaya industri perbankan
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: