Jakarta (ANTARA) - Dikta Wicaksono bukan penyanyi pendatang baru, namun kini ia berdiri sendiri. Lembaran baru kariernya telah dibuka melalui EP solo bertajuk "Sendiri".

EP ini, ia gambarkan sebagai sebuah perkenalan ulang, secara garis besar menjelaskan siapa dirinya dan bagaimana ia dibentuk lewat serangkaian proses yang telah ia lalui.

"Saya besar di musik. Dari kecil, lingkungannya sudah musik. Besar dan tumbuh di kalangan musisi membuat kebutuhan akan hal itu begitu besar. Dan akhirnya, nggak punya alasan untuk berhenti main musik, karena memang nggak perlu juga. Saya bisa bilang, passion saya ada di musik," kata Dikta dikutip dari keterangan pers, Jumat.

Baca juga: Penyanyi muda Dinda Ghania gandeng Melly Goeslaw untuk kali kedua

Latar belakang itu, ditambah dengan pengalaman belasan tahun naik-turun panggung bersama Yovie & the Nuno, menjadikannya seorang musisi/penyanyi yang tahu persis apa yang ingin dikejar.

"Ketika memulainya lagi, tentu sempat berpikir juga, ‘Harus mulai dari mana ya?’ Akhirnya bikin lagu, mulai direkam, mikirin siapa saja yang bakalan diajak untuk mengisi instrumen di masing-masing lagu. Lagu-lagu ini mau dibawa ke mana dan juga merancang karir solo saya akan seperti apa nanti. Semuanya dipikirin dan prosesnya lumayan makan waktu juga," lanjutnya.

Hasil pertama dari proses karir solo ini adalah EP "Sendiri" yang berisi enam buah lagu yang semuanya merupakan cerminan kecintaannya pada musik. Single pertama dari rekaman ini adalah "Harusnya Bersama". Selain itu, yang juga spesial, Dikta juga memasukkan lagu "Gagal di Sekolah" yang merupakan karya milik almarhum ayahnya.

Keenam lagu yang ada di EP "Sendiri", merupakan comotan peristiwa yang datang satu demi satu dan dilandasi beragam latar belakang cerita. Tidak ada tema khusus yang menjahitnya, kecuali keyakinan bahwa musik itu memang perlu untuk dirasakan keberagamannya.

Enam lagu di EP ini, lanjut dia, punya nuansa yang berbeda. Dikta tidak ingin terjebak masuk ke pengkotakkan yang diciptakan oleh industri.

"Saya nggak suka mengotak-kotakan musik. Semuanya saya suka. Saya suka reggae, blues, pop, ballad, rock, macam-macam. Jadi, kenapa tidak dituangkan saja semuanya? Kenapa harus dikerucutin ke satu jenis musik? Itu kenapa EP Sendiri ini ada banyak elemen," jelas dia.

Sebagai sebuah titik perkenalan baru, enam lagu di EP Sendiri adalah kuantitas yang cukup. Pendengar bisa menyelami banyak kisah dalam perjalanan Dikta. Sekaligus melakukan eksplorasi bersama lewat variasi jenis lagu di dalamnya.

"Sekali lagi, musik itu universal buat saya. Semoga, orang-orang bisa suka dan happy sama lagu-lagu saya di EP 'Sendiri' ini. Bisa happy dengerin saya nyanyi, melihat saya manggung," harapnya.

Baca juga: Penulis akui tak sangka "Dikta dan Hukum" akan miliki banyak penggemar

Baca juga: TheOvertunes gandeng Idgitaf di lagu baru "Benar-benar"

Baca juga: Lagu rock Isyana Sarasvati punya napas baru di konser orkestra