Polisi selidiki ledakan sumur minyak tewaskan pekerja di Aceh Timur
13 Oktober 2022 20:32 WIB
Tim Inafis Polres Aceh Timur melakukan olah TKP di lokasi ledakan sumur minyak di Gampong Seuneubok Lapang, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (13/10/2022). ANTARA/HO/Humas Polres Aceh Timur
Banda Aceh (ANTARA) - Kepolisian Resor Aceh Timur menyelidiki peristiwa ledakan sumur minyak yang mengakibatkan seorang pekerja meninggal dunia dan dua orang pekerja lainnya kondisinya kritis kini dalam perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Timur Ajun Komisaris Polisi Miftahuda Dizha Fezuono di Aceh Timur, Kamis, mengatakan sumur minyak yang meledak tersebut berada di Gampong Seuneubok Lapang, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur.
"Sumur minyak tersebut terbakar dan meledak pada Rabu (12/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Selain penyelidikan, kami juga memeriksa dan memintai keterangan sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi," kata Miftahuda.
Ledakan sumur minyak tersebut mengakibatkan seorang pekerja bernama David (33), warga Desa Bukit Seumat, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sedangkan dua orang pekerja lainnya, yakni Zaini Kaoy (40), warga Desa Cek bon, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, dan M. Amin (19), warga Desa Blang Barom, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, mengalami luka serius dan kondisinya kritis.
Dari keterangan sejumlah warga, kata Miftahuda, sumur minyak yang terbakar dan meledak tersebut merupakan sumur peninggalan Kolonial Belanda dan sudah lama tidak beroperasi.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, Zaini Kaoy dan kawan-kawan mengaktifkan kembali sumur minyak itu sehingga dapat menghasilkan minyak mentah," katanya.
Miftahuda menambahkan sumur minyak itu terbakar dan meledak ketika Zaini Kaoy sedang memasang pipa kompresor. Sedangkan David bersama rekannya memasak di gubuk yang lokasinya dekat dengan telaga minyak.
Tanpa diduga, tiba-tiba sumur minyak itu terbakar dan meledak. Dua pekerja, yakni M. Amin dan Zaini Kaoy berhasil menyelamatkan diri, kendati keduanya mengalami luka bakar serius.
"Sementara David meninggal dunia di gubuk tempat dia memasak. Tim Inafis juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara," kata Miftahuda.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Timur Ajun Komisaris Polisi Miftahuda Dizha Fezuono di Aceh Timur, Kamis, mengatakan sumur minyak yang meledak tersebut berada di Gampong Seuneubok Lapang, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur.
"Sumur minyak tersebut terbakar dan meledak pada Rabu (12/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Selain penyelidikan, kami juga memeriksa dan memintai keterangan sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi," kata Miftahuda.
Ledakan sumur minyak tersebut mengakibatkan seorang pekerja bernama David (33), warga Desa Bukit Seumat, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sedangkan dua orang pekerja lainnya, yakni Zaini Kaoy (40), warga Desa Cek bon, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, dan M. Amin (19), warga Desa Blang Barom, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, mengalami luka serius dan kondisinya kritis.
Dari keterangan sejumlah warga, kata Miftahuda, sumur minyak yang terbakar dan meledak tersebut merupakan sumur peninggalan Kolonial Belanda dan sudah lama tidak beroperasi.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, Zaini Kaoy dan kawan-kawan mengaktifkan kembali sumur minyak itu sehingga dapat menghasilkan minyak mentah," katanya.
Miftahuda menambahkan sumur minyak itu terbakar dan meledak ketika Zaini Kaoy sedang memasang pipa kompresor. Sedangkan David bersama rekannya memasak di gubuk yang lokasinya dekat dengan telaga minyak.
Tanpa diduga, tiba-tiba sumur minyak itu terbakar dan meledak. Dua pekerja, yakni M. Amin dan Zaini Kaoy berhasil menyelamatkan diri, kendati keduanya mengalami luka bakar serius.
"Sementara David meninggal dunia di gubuk tempat dia memasak. Tim Inafis juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara," kata Miftahuda.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: