BRIN dukung penguatan ekosistem dan industri produk halal
13 Oktober 2022 17:58 WIB
Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26, pada Selasa (10/8/2021). (ANTARA/HO-Humas BRIN/am)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung penguatan ekosistem dan industri produk halal di Tanah Air dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia pada 2024.
"BRIN mendukung penguatan ekosistem dan industri produk halal, berbasis riset dan inovasi dan berkomitmen sebagai enabler (pengungkit) dan fasilitator riset dan inovasi bagi kalangan di luar BRIN, termasuk dari perguruan tinggi dan industri," kata Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BRIN Dadan Nugraha saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Dadan menuturkan BRIN ingin mengembangkan kapasitas dan kompetensi kalangan di luar BRIN termasuk dari perguruan tinggi dan industri dalam melakukan riset dan inovasi khususnya dalam pengembangan produk halal.
Untuk itu, BRIN telah membangun infrastruktur Laboratorium Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, yang merupakan fasilitas pengolahan pangan tradisional terstandar cara produksi pangan yang baik atau current Good Manufacturing Practices (c-GMP).
Baca juga: Kemenag jajaki kerja sama pengembangan produk halal dengan Kanada
Pembangunan laboratorium yang berlokasi di Gunungkidul, DI Yogyakarta tersebut didukung oleh pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 2020-2021, dan dicanangkan sebagai laboratorium rujukan riset halal di Indonesia.
Melalui infrastruktur tersebut, BRIN menyediakan akses terbuka fasilitas c-GMP dan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk usaha kecil menengah (UKM) pengolah makanan tradisional agar terjamin konsistensi mutu, keamanan, dan kehalalannya, dan memiliki daya saing di pasar global.
Kehadiran laboratorium tersebut juga ditujukan untuk mendukung perkembangan riset pangan halal di Indonesia dalam rangka memperkuat ekosistem dan industri produk halal di Tanah Air.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R Hendrian mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia berdasarkan laporan The Royal Islamic Stretegic Studies Centre.
Dengan kondisi itu, Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar ekonomi syariah dan menjadi produsen produk halal dunia. Oleh karenanya, pengembangan riset dan inovasi produk halal merupakan langkah yang strategis.
Selain karena populasi Muslim yang besar, permintaan atas produk halal terus meningkat dan penggunaan produk halal saat ini telah menjadi gaya hidup sehingga memiliki potensi pasar produk halal yang besar.
Baca juga: Menag nilai industri halal berkontribusi pada pemulihan ekonomi
"BRIN mendukung penguatan ekosistem dan industri produk halal, berbasis riset dan inovasi dan berkomitmen sebagai enabler (pengungkit) dan fasilitator riset dan inovasi bagi kalangan di luar BRIN, termasuk dari perguruan tinggi dan industri," kata Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BRIN Dadan Nugraha saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Dadan menuturkan BRIN ingin mengembangkan kapasitas dan kompetensi kalangan di luar BRIN termasuk dari perguruan tinggi dan industri dalam melakukan riset dan inovasi khususnya dalam pengembangan produk halal.
Untuk itu, BRIN telah membangun infrastruktur Laboratorium Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, yang merupakan fasilitas pengolahan pangan tradisional terstandar cara produksi pangan yang baik atau current Good Manufacturing Practices (c-GMP).
Baca juga: Kemenag jajaki kerja sama pengembangan produk halal dengan Kanada
Pembangunan laboratorium yang berlokasi di Gunungkidul, DI Yogyakarta tersebut didukung oleh pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 2020-2021, dan dicanangkan sebagai laboratorium rujukan riset halal di Indonesia.
Melalui infrastruktur tersebut, BRIN menyediakan akses terbuka fasilitas c-GMP dan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk usaha kecil menengah (UKM) pengolah makanan tradisional agar terjamin konsistensi mutu, keamanan, dan kehalalannya, dan memiliki daya saing di pasar global.
Kehadiran laboratorium tersebut juga ditujukan untuk mendukung perkembangan riset pangan halal di Indonesia dalam rangka memperkuat ekosistem dan industri produk halal di Tanah Air.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R Hendrian mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia berdasarkan laporan The Royal Islamic Stretegic Studies Centre.
Dengan kondisi itu, Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar ekonomi syariah dan menjadi produsen produk halal dunia. Oleh karenanya, pengembangan riset dan inovasi produk halal merupakan langkah yang strategis.
Selain karena populasi Muslim yang besar, permintaan atas produk halal terus meningkat dan penggunaan produk halal saat ini telah menjadi gaya hidup sehingga memiliki potensi pasar produk halal yang besar.
Baca juga: Menag nilai industri halal berkontribusi pada pemulihan ekonomi
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: