Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Haris Pertama meminta kepada seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) agar memiliki media sosial (medsos) guna mencegah berita tidak benar atau hoaks.

"Saya ingatkan seluruh DPD medsos-nya harus aktif. Jangan sampai medsos dikuasai oleh mereka yang suka buat hoaks, yang menginginkan kecerdasan anak bangsa menjadi bodoh," kata Ketum DPP KNPI, di Bandarlampung, Kamis.

Ia menegaskan bahwa sebagai pemuda waras dan cerdas KNPI harus mencoba masuk ke lini medsos, karena dengan begitu perpecahan antar anak bangsa karena provokasi dari berita hoaks dapat dicegah.

"Jangan sampai ada berita hoaks atau fitnah yang dapat timbulkan perpecahan, apalagi kita saat ini akan menghadapi Pemilu 2024," kata dia.

Kemudian, lanjut dia, Indonesia seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo memasuki bonus demografi dimana saat itu masuk berarti usai produktif akan lebih banyak dari pada usia non produktif namun hal itu bukan tanpa resiko.

"Presiden kita mengatakan Indonesia maju dan Indonesia hebat, itu karena bonus demografi tapi hal itu bukan tanpa efek negatif. Banyak negara hancur karena meningkatnya bonus demografi yang tidak dikelola dengan benar sehingga pemuda menjadi bingung dan mudah terprovokasi oleh berita tidak benar," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, KNPI harus bisa menguasai media sosial dan memberikan edukasi dan pemahaman yang benar kepada masyarakat sehingga potensi-potensi perpecahan bisa ditanggulangi.

"KNPI harus dekat dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai kegiatan. Kemudian juga dapat menguasai medsos, nanti saya akan pantau kegiatan medsos teman-teman di daerah aktif atau tidak," kata dia.