Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Swedia menjajaki kerja sama pembangunan transportasi publik berbasis listrik, khususnya untuk kendaraan bus.

"Pembahasan diskusi tadi, Pemerintah Swedia dan sektor swasta dari negara tersebut akan berinvestasi di sini," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Swedia untuk Indonesia Marina Berg di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Kamis.

Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup, Dubes Marina Berg menyatakan tertarik untuk bekerja sama di bidang transportasi publik di Surabaya dan Jawa Timur.

Salah satunya siap membantu pembangunan transportasi publik, yaitu bus atau kendaraan umum lainnya yang berbasis listrik.

Bagi Pemprov Jawa Timur dan Swedia, dari penjajakan kerja sama tersebut diharapkan menjadi bagian dari program transisi "kehijauan" untuk mewujudkan transportasi ramah lingkungan.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian dari penguatan, karena pada 2060 bersama-sama berikhtiar untuk mewujudkan emisi nol persen," kata Gubernur Khofifah.

Sementara itu, Dubes Marina Berg menjelaskan, Swedia memiliki lebih dari seratus perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

"Kami siap memperkuat kerja sama ini dengan kolaborasi yang signifikan dan berkelanjutan di Surabaya dan Jawa Timur, terutama dalam hal pembangunan transportasi publik berbasis listrik," ujar dia.

Dia berharap, kerja sama ini menjadi pijakan kuat antara dua negara dan instansi, termasuk juga sumber daya manusianya.

"Saat ini delegasi Swedia sudah sampai pada tahapan diskusi implementasi untuk teknis pelaksanaan transportasi, terutama bus dan juga kendaraan lainnya yang berbasis listrik," kata dia.

Dubes Marina menyampaikan, implementasi dari pertemuan ini akan ditindaklanjuti oleh pihak swasta atas dukungan Pemerintah Swedia, yang diharapkan berujung pada penandatanganan kontrak kerja sama.

Baca juga: Gubernur Jatim: Jatim Fair 2022 ajang pelaku UMKM perluas pasar

Baca juga: EAROPH tunjuk Jawa Timur jadi tuan rumah bahas perkotaan masa depan