Tokoh masyarakat bantu perbanyak bibit Mangrove
13 Oktober 2022 01:04 WIB
Pakar Kelautan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Dr Joshian Nicolas William Schaduw, di Manado, Rabu (12/10/2022). ANTARA/Nancy L Tigauw. (1)
Manado (ANTARA) - Pakar Kelautan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Dr Joshian Nicolas William Schaduw, mengatakan tokoh masyarakat membantu perbanyak bibit tanaman mangrove di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Ajakan pemerintah untuk membantu dan aktif dalam penanaman mangrove terus berjalan," kata Joshian, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan banyak komunitas dan kelompok pencinta alam maupun instansi terus melakukan penanaman mangrove untuk mencegah terjadinya bencana.
Seperti di Pulau Mantehage, Kabupaten Minahasa Utara, katanya, tokoh masyarakat berperan penting dalam melakukan penanaman bibit mangrove dengan memperbanyak bibit tanaman, disemaikan dan dibesarkan, walaupun dilakukan dengan cara sederhana yakni ditanam dalam kantong plastik.
Baca juga: BRIN kembangkan formula biostimulan tingkatkan pertumbuhan mangrove
Baca juga: Pemprov Sulawesi Selatan petakan 19 kawasan tata ruang mangrove
Tanaman mangrove ini diperjualbelikan dengan harga Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per pohon.
Sehingga, katanya, masyarakat umum bisa membelinya dan melakukan penanaman mangrove.
Dia menjelaskan saat ini tanaman mangrove di Sulut paling banyak jenis Rhizophora, karena tidak semua mangrove hidup di daerah yang sama.
Penanaman mangrove, katanya, untuk mitigasi bencana alam dan perbaikan lingkungan merupakan program nasional yang dikelola oleh beberapa kementerian diantaranya kemenkomarves dan Kementerian kelautan perikanan.
Di Sulut, katanya, program ini sering dibuat oleh KLHK dan DKP Sulut yg didukung oleh stakeholder terkait.
"Inisiasi ini dimulai dari program penanaman mangrove oleh beberapa instansi yang bertujuan untuk rehabilitasi ekosistem mangrove yang rusak, dan penambahan lahan pesisir pantai dengan tujuan mitigasi bencana alam," kata Joshian yang menyelesaikan gelar doktor di SPs IPB pada Program Studi SPL.
Ia menjelaskan pemerintah sangat aktif mengajak pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan penanaman mangrove.
Ke depan, katanya, diharapkan dikoordinasikan dengan baik, agar dalam proses penanaman mangrove tidak sendiri dan lebih jelas.*
Baca juga: BRIN kembangkan sistem tanam mangrove yang menggunakan pesawat nirawak
Baca juga: KLHK: Mangrove jaga ketersediaan sumber makanan masyarakat
"Ajakan pemerintah untuk membantu dan aktif dalam penanaman mangrove terus berjalan," kata Joshian, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan banyak komunitas dan kelompok pencinta alam maupun instansi terus melakukan penanaman mangrove untuk mencegah terjadinya bencana.
Seperti di Pulau Mantehage, Kabupaten Minahasa Utara, katanya, tokoh masyarakat berperan penting dalam melakukan penanaman bibit mangrove dengan memperbanyak bibit tanaman, disemaikan dan dibesarkan, walaupun dilakukan dengan cara sederhana yakni ditanam dalam kantong plastik.
Baca juga: BRIN kembangkan formula biostimulan tingkatkan pertumbuhan mangrove
Baca juga: Pemprov Sulawesi Selatan petakan 19 kawasan tata ruang mangrove
Tanaman mangrove ini diperjualbelikan dengan harga Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per pohon.
Sehingga, katanya, masyarakat umum bisa membelinya dan melakukan penanaman mangrove.
Dia menjelaskan saat ini tanaman mangrove di Sulut paling banyak jenis Rhizophora, karena tidak semua mangrove hidup di daerah yang sama.
Penanaman mangrove, katanya, untuk mitigasi bencana alam dan perbaikan lingkungan merupakan program nasional yang dikelola oleh beberapa kementerian diantaranya kemenkomarves dan Kementerian kelautan perikanan.
Di Sulut, katanya, program ini sering dibuat oleh KLHK dan DKP Sulut yg didukung oleh stakeholder terkait.
"Inisiasi ini dimulai dari program penanaman mangrove oleh beberapa instansi yang bertujuan untuk rehabilitasi ekosistem mangrove yang rusak, dan penambahan lahan pesisir pantai dengan tujuan mitigasi bencana alam," kata Joshian yang menyelesaikan gelar doktor di SPs IPB pada Program Studi SPL.
Ia menjelaskan pemerintah sangat aktif mengajak pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan penanaman mangrove.
Ke depan, katanya, diharapkan dikoordinasikan dengan baik, agar dalam proses penanaman mangrove tidak sendiri dan lebih jelas.*
Baca juga: BRIN kembangkan sistem tanam mangrove yang menggunakan pesawat nirawak
Baca juga: KLHK: Mangrove jaga ketersediaan sumber makanan masyarakat
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: