Jakarta (ANTARA) - Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menilai pangsa pasar perbankan syariah nasional perlu ditingkatkan agar dapat berkontribusi dalam mempercepat pencapaian target Indonesia sebagai pusat industri syariah global.
“Indonesia berambisi menjadi pusat industri keuangan syariah dunia namun hingga kini market share perbankan syariah hanya di kisaran 7 persen,” katanya kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Yusuf menegaskan pemerintah harus mendorong pangsa pasar perbankan syariah nasional mengingat saat ini baru sekitar 7 persen sehingga belum optimal untuk mencapai target Indonesia.
Baca juga: Ma'ruf Amin harap perbankan syariah jadi sumber pembiayaan inklusif
Ia menuturkan salah satu faktor pangsa pasar perbankan syariah masih rendah karena penambahan modal yang kecil ketika dilakukan merger tiga bank syariah badan milik usaha negara (BUMN).
“Kebijakan yang digulirkan riuh namun tidak substantif, merger tiga bank syariah BUMN namun tidak ada penambahan modal sehingga tidak ada dampak pada market share perbankan syariah,” jelasnya.
Selain pangsa pasar perbankan syariah, Yusuf turut mendorong peningkatan jumlah industri produk halal dalam negeri agar Indonesia mampu mencapai target menjadi pemimpin di kancah global.
Industri produk halal lokal harus ditingkatkan agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan belanja produk halal mengingat selama ini justru dipenuhi oleh industri luar.
Baca juga: BSI gandeng ADCP tingkatkan layanan di kawasan terintegrasi
Bahkan eksportir busana Muslim terbesar di dunia saat ini justru direbut oleh China yang notabene negara non Muslim dan belum lama mengembangkan industri halal.
Oleh sebab itu, Yusuf mengatakan peningkatan jumlah pemain halal lokal nantinya tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik namun juga penduduk Muslim global yang sebanyak 1,8 miliar orang.
Pengamat dorong peningkatan pangsa pasar perbankan syariah nasional
12 Oktober 2022 21:02 WIB
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono. (ANTARA/ Anita Permata Dewi)
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: