Direktur IDEAS: Industri halal Indonesia perlu ditingkatkan
12 Oktober 2022 19:03 WIB
Ilustrasi - Pemilik industri rumah tangga mengangkat kue yang sudah mendapat sertifikasi halal di Kota Pekanbaru, Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro/nz/aa.)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan Indonesia masih perlu meningkatkan jumlah industri produk halal dalam negeri agar mampu menjadi pemimpin di kancah global.
“Tantangannya adalah Indonesia terkenal sebagai negara dengan belanja produk halal besar namun dengan pemain lokal yang rendah,” katanya kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Yusuf mengatakan industri produk halal lokal harus ditingkatkan mengingat masyarakat Indonesia terkenal sebagai negara dengan belanja produk halal yang besar.
Di sisi lain, potensi pasar halal domestik yang besar tersebut masih lebih banyak digarap oleh industri luar.
Menurutnya, peningkatan jumlah pemain halal lokal nantinya tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pasar domestik namun juga berpeluang menggarap pasar halal global yang berjumlah 1,8 miliar penduduk muslim.
Terlebih lagi dalam industri modest fesyen, produk busana muslim Indonesia diakui sangat berkualitas dan kreatif dengan talenta desainer yang berbakat dan kompetitif untuk bersaing di kancah global.
Meski diakui berkualitas, eksportir busana muslim terbesar di dunia saat ini justru direbut oleh China yang notabene negara non muslim dan belum lama mengembangkan industri halal.
“Masalah terbesar kita adalah lamban dalam mengembangkan industri halal ini, kurang agresif, padahal kita memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain dunia,” tegasnya.
Baca juga: Kemenag jajaki kerja sama pengembangan produk halal dengan Kanada
Baca juga: MES dorong ekonomi syariah Indonesia jadi pemain global
Baca juga: Menag nilai industri halal berkontribusi pada pemulihan ekonomi
“Tantangannya adalah Indonesia terkenal sebagai negara dengan belanja produk halal besar namun dengan pemain lokal yang rendah,” katanya kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Yusuf mengatakan industri produk halal lokal harus ditingkatkan mengingat masyarakat Indonesia terkenal sebagai negara dengan belanja produk halal yang besar.
Di sisi lain, potensi pasar halal domestik yang besar tersebut masih lebih banyak digarap oleh industri luar.
Menurutnya, peningkatan jumlah pemain halal lokal nantinya tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pasar domestik namun juga berpeluang menggarap pasar halal global yang berjumlah 1,8 miliar penduduk muslim.
Terlebih lagi dalam industri modest fesyen, produk busana muslim Indonesia diakui sangat berkualitas dan kreatif dengan talenta desainer yang berbakat dan kompetitif untuk bersaing di kancah global.
Meski diakui berkualitas, eksportir busana muslim terbesar di dunia saat ini justru direbut oleh China yang notabene negara non muslim dan belum lama mengembangkan industri halal.
“Masalah terbesar kita adalah lamban dalam mengembangkan industri halal ini, kurang agresif, padahal kita memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain dunia,” tegasnya.
Baca juga: Kemenag jajaki kerja sama pengembangan produk halal dengan Kanada
Baca juga: MES dorong ekonomi syariah Indonesia jadi pemain global
Baca juga: Menag nilai industri halal berkontribusi pada pemulihan ekonomi
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: